Suara.com - Menteri Kesehatan Nila F. Moloek melakukan peninjauan di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (11/12/2017) menyusul dirawatnya 33 pasien difteri rujukan dari berbagai daerah seperti Bekasi, Depok Tanggerang, Bogor hingga DKI Jakarta. Menurut Menkes Nila, ke-33 pasien tersebut masih menjalani pemeriksaan laboratorium dalam ruang isolasi.
Dari 33 pasien tersebut, 22 di antaranya merupakan pasien anak berusia satu hingga lima tahun. Dari hasil penyelidikan tim Kementerian Kesehatan, jumlah pasien anak yang mengidap difteri cenderung paling besar karena antibodi mereka yang masih rendah.
"Jadi kalau kita lihat anak-anak berusia 1-4 tahun sudah dilakukan surveilans dari Kemenkes merupakan anak yang antibodinya rendah 66 persen. Sehingga dalam kurun waktu 4-5 tahun memang terbukti anaknya enggak diimunisasi. Jadi kenapa. Itu alasannya dia takut panas lah takut ini lah jadi alasannya macem macem," ujar Menkes Nila.
Menkes menduga bahwa difteri yang sudah lama tak terdengar penyakitnya ini, meningkat belakangan di Indonesia karena masih banyak orangtua yang tidak mengimunisasi anaknya. Akibatnya daya tahan tubuh anak menurun dan ketika terjadi kasus bisa lebih mudah menular hingga menjadi KLB di berbagai daerah.
"11 lainnya dewasa karena mungkin daya tahan mereka menurun sehingga tertular. Kalau kita melihat di Indonesia vaksin difteri ini dimulai sejak 1970 atau 1977 bahkan. Jadi kayak saya ini belum mendapat vaksin difteri," tambah dia.
Data terakhir yang diterima Kementerian Kesehatan menyebut bahwa jumlah penderita difteri sudah mencapai 593 kasus dengan 32 kematian. Untuk mencegah penularan yang semakin masif, Kementerian Kesehatan melakukan outbreak response immunization (ORI) yakni imunisasi tahap awal yang digelar serentak di 12 kabupaten/kota di tiga provinsi menyasar balita berusia satu tahun hingga remaja berusia 19 tahun.
"ORI ini artinya mau tidak mau kalau dinyatakan daerah KLB kita melakukan ORI. Sudah dimulai di 3 provinsi hari ini. Di beberapa daerah juga sudah melakukan," tutup Menkes.
Lihat, penjelasan Menkes Nila mengenai pasien difteri yang dirawat di rumah sakit kebanyakan balita di video ini:
Baca Juga: Menkes Pastikan KLB Difteri karena Anak-Anak Tak Diimunisasi
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Zahaby Gholy Starter! Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Tinggal Klik! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Honduras
-
Siapa Justen Kranthove? Eks Leicester City Keturunan Indonesia Rekan Marselino Ferdinan
-
Menko Airlangga Ungkap Dampak Rencana Purbaya Mau Ubah Rp1.000 Jadi Rp1
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
Terkini
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern