Suara.com - Sepanjang 2017 banyak sekali kasus kesehatan yang terjadi di dunia. Sebagian besar kasus kesehatan yang menyita perhatian publik ini merupakan infeksi aneh, dan mungkin belum pernah kita dengar.
Berikut, lima kasus kesehatan teraneh sepanjang 2017 seperti dilansir dari Foxnews:
1. Bayi meninggal setelah tertular infeksi dari ciuman
Semua orang sependapat bahwa semua bayi lucu, hingga ingin mencium pipinya sebagai tanda gemas. Namun, jangan sembarang mengizinkan orang lain mencium bayi Anda yang baru lahir jika tidak ingin mengalami hal yang sama dengan Nicole Sifrit.
Perempuan tersebut tak henti-hentinya menyesali kepergian bayi perempuan mungilnya yang diberi nama Mariana Reese Sifrit. Sang buah hati meninggal setelah terkena infeksi parah yang menular dari ciuman orang yang terinfeksi.
Dia meminta orangtua menyeleksi ketat, terutama bagi mereka yang sakit. Dia pun mengimbau pada saudara, kerabat yang menjenguk kelahiran buah hati Anda terlebih dulu mencuci tangan sebelum menggendongnya.
Mariana berusia kurang dari seminggu ketika dirawat di Rumah Sakit Des Moines, dan didiagnosis menderita Meningitis HSV-1, yang disebabkan oleh virus herpes.
2. Cacing hidup di mata bocah asal Meksiko
Remaja laki-laki asal Meksiko kehilangan penglihatan gara-gara ada cacing mata kanannya. Laki-laki yang tidak disebutkan namanya itu semula mengeluh nyeri. Lalu, dia memeriksa mata ke dokter.
Baca Juga: Vape Ternyata Tak Berisiko Kesehatan Serius, Ini Bukti Ilmiahnya
Setelah diperiksa dokter, ternyata ditemukan seekor cacing yang tengah bergerak-gerak. Pablo Guzman-Salas dan Juan Serna-Ojeda, dokter yang menangani pasien tersebut sempat tak percaya dengan apa yang mereka temukan.
Dalam video menunjukkan cacing bergerak masuk dan keluar dari lubang iris mata remaja tersebut. Cacing tersebut sudah tiga minggu berada di sana sehingga menimbulkan rasa sakit dan gangguan penglihatan.
Untuk menyingkirkannya, dokter terpaksa melepaskan lensa dari mata remaja tersebut dan mengeluarkan cacingnya dalam beberapa bagian. Dia juga diberi obat anti parasit, namun penglihatannya belum membaik enam bulan pasca operasi.
3. Bocah enam tahun kehilangan kaki usai derita radang tenggorokan
Bocah perempuan berusia enam tahun, Tessa Puma, harus kehilangan kakinya karena infeksi bakteri jahat dari tenggorokan.
Tessa mulanya hanya mengeluh radang tenggorok, namun beberapa hari berselang infeksi bakteri itu menggerogoti bahu dan punggung hingga ke kakinya.
Berita Terkait
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Jangan Terjebak Ekspektasi, Ini Cara Sehat Mengelola Tekanan Sosial
-
Jangan Anggap Sepele! Larangan Selama Kehamilan yang Sering Diabaikan
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental