Suara.com - Kondisi tuberkulosis yang disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis bisa berkembang menjadi TBC MDR atau multidrug resisten jika pasien tak menjalani pengobatan secara teratur. Pada kasus TB MDR, pasien akan menjalani masa pengobatan yang lebih lama dan efek samping yang berat.
Hal ini pula yang dirasakan Binsar Manik (38), mantan penderita TBC yang didiagnosis mengidap TBC MDR karena enggan menjalani pengobatan sampai tuntas. Dalam peringatan Hari TBC Sedunia yang dihelat Kementerian Kesehatan di Stasiun Jakarta Kota, Rabu (21/3/2018), Binsar bercerita bahwa dirinya didiagnosis mengidap TBC klasik pada 1997.
Kala itu dirinya masih duduk di bangku kelas 2 STM di Medan. Mulanya ia hanya mengeluh batuk yang tak kunjung sembuh. Hingga akhirnya orangtuanya membawanya ke klinik dan didiagnosis mengidap infeksi TBC.
"Saya nggak tahu apa yang terjadi karena saya belum dapat info TBC seperti apa. Saya hanya merasa sakit dan tidak bisa sekolah. Setelah diperiksa, saya diberi obat beberapa bulan dan merasa sehat. Sudah merasa kuat, saya tidak melanjutkan pengobatan," ujar Binsar.
Pengetahuan yang terbatas soal TBC membuat Binsar hanya menjalani pengobatan selama tiga bulan. Padahal normalnya pengobatan TBC membutuhkan waktu minimal enam bulan. Jika tidak, pasien berisiko mengalami kekambuhan karena infeksi bakterinya tidak tuntas diobati.
Benar saja, pada 2009, Binsar kembali mengeluh batuk. Kali ini batuk yang dikeluarkannya disertai dengan darah. Hingga akhirnya ia kembali mengonsultasikan diri ke dokter. Ia kembali menjalani pengobatan, namun lagi-lagi Binsar putus obat.
Hingga akhirnya batuk darah yang dialaminya semakin parah. Saat berada di Medan, dokter yang menanganinya di Jakarta mengatakan bahwa kasus TBC yang dialami Binsar mengarah pada multidrug resisten dan harus menjalani proses pengobatan yang ketat.
"Saya putuskan ke Jakarta karena saya mau sembuh. Saya dirawat tiga hari untuk observasi TBC MDR. Selama pengobatan saya merasa halusinasi, tidak mau makan, merasa tertekan. Dengan kondisi yang lemah dan obat yang begitu banyak dan suntik, saya nggak kuat karena nggak bisa bekerja," tambah dia.
Akhirnya ia berkomitmen untuk berhenti kerja selama satu tahun demi menjalani pengobatan TBC MDR hingga tuntas. Komitmen ini dipilihnya karena tak ingin anggota keluarga dan orang lain di sekitarnya tertular TBC seperti yang dialaminya.
Baca Juga: Megawati Temui Tito Karnavian di Mabes Polri
"Saya sadar kalau saya nggak berobat, saya akan menularkan ke orang lain. Jadi saya putuskan saya harus berobat sampai sembuh," tambah dia.
Kini Binsar sudah dinyatakan sembuh TBC MDR sejak 2012 lalu. Ia pun bergabung dengan komunitas PETA alias Pejuang Tangguh untuk memotivasi para penderita TBC lainnya agar menjalani pengobatan hingga tuntas.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!