Suara.com - Sebuah penelitian ilmiah tak akan berhasil tanpa adanya responden yang mau dijadikan "kelinci percobaan". Sayangnya, persepsi negatif melekat pada istilah ini. Wajar jika peneliti harus rela merogoh kocek dalam-dalam demi membujuk seseorang agar bersedia menjadi sampel penelitian.
Hal ini juga dilakukan Saint Louis University. Mereka membutuhkan responden yang merelakan diri terpapar virus influenza demi menguji efektivitas vaksin yang sebelumnya diberikan.
Tak tanggung-tanggung, anggaran 3.500 dollar Amerika atau sekitar Rp 48.7 juta siap diberikan pada responden yang mau terlibat dalam penelitian ini.
"Dalam penelitian konvensional kami memvaksinasi orang dan melihat apakah sistem kekebalan mereka merespons dengan membuat antibodi yang melawan virus flu," ujar Daniel Hoft, direktur Pusat Pengembangan Vaksin di Saint Louis University, seperti dilansir laman Nypost.
Hoft melanjutkan, dalam studi yang akan dilakukannya bersama tim, Ia membutuhkan 10 responden untuk dikarantina selama 10 hari di sebuah hotel yang diubah menjadi laboratorium penelitian. Hotel ini telah dipapar virus influenza.
Responden diminta untuk menginap di hotel berjuluk 'influenza hotel' itu selama 10 hari, dan melakukan aktivitas yang mereka biasa lakukan seperti menonton televisi, makan, berselancar di internet hingga ke kamar mandi.
Peneliti akan mengamati respon tubuh para responden, melakukan tes darah dan paru-paru mereka hingga mengambil penyeka hidung, untuk melihat apakah responden terinfeksi flu.
"Ketika mereka terkena flu, kami bisa menemukan kekurangan vaksin ini dan memperbaiki formulanya sehingga lebih efektif melawan virus influenza," tambah Hoft.
Itu sebabnya kata dia, vaksin umumnya cukup menguras kantong karena fase pengujian yang membutuhkan banyak dana, termasuk membayar orang untuk menjadi kelinci percobaan.
Baca Juga: Rencana Produksi Model Selain Model MPV? Ini Jawaban Wuling
Bagaimana, tertarik dibayar mahal untuk menjadi kelinci percobaan?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek