Suara.com - Berdasarkan standar dari World Health Organization (WHO), jumlah kebutuhan minimal darah di Indonesia adalah 2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 5,2 juta kantong darah per tahun. Namun berdasarkan laporan tahunan Unit Tranfusi Darah pada 2016, baru 4,2 juta kantong darah yang tersedia. Itu artinya, Indonesia masih kekurangan pasokan darah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo, mengatakan bahwa dari jumlah darah yang tersedia, 92 persen di antaranya berasal dari donasi sukarela. Ia pun mendorong masyarakat untuk rutin mendonorkan darah demi menolong pasien yang membutuhkan pasokan darah tambahan.
"Salah satu kasus yang membutuhkan tambahan darah adalah perdarahan pada ibu melahirkan. Kalau pasokan tersedia, maka kita bisa menurunkan angka kematian ibu yang masih cukup tinggi di Indonesia," ujar Untung pada peringatan Hari Donor Darah Sedunia di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Untung menambahkan, di rumah sakit, kegiatan transfusi darah paling banyak dilakukan di departemen penyakit dalam untuk mengatasi kondisi seperti keganasan, perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah, dan gagal ginjal kronik. Sementara untuk bagian anak, penyakit yang paling banyak membutuhkan transfusi darah adalah thalassemia.
"Maka untuk mencegah itu semua, masyarakat memerlukan akses terhadap pelayanan darah dalam jumlah yang cukup. Salah satunya dapat dicapai jika banyak pendonor darah sukarela yang secara rutin mendonorkan darah, sehingga UTD dapat memenuhi permintaan darah dari fasilitas pelayanan kesehatan," tambah Untung.
Kementerian Kesehatan, tambah Untung, berusaha mempermudah akses masyarakat untuk mendonorkan darah secara sukarela dengan adanya program kerja sama antara Puskesmas, UTD, dan rumah sakit dalam rangka mengurangi angka kematian ibu.
Tujuannya, untuk menjamin persediaan darah yang cukup bagi ibu hamil, melahirkan dan nifas, serta meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukarela.
"Saat ini sebanyak 3.437 Puskesmas melalui 175 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota telah menandatangani nota kesepahaman dengan UTD dan rumah sakit," tandasnya.
Baca Juga: Hadapi Inggris, Pekerman Ingatkan Kolombia Waspadai Harry Kane
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara