Suara.com - Tahukah Anda bahwa ada penyakit kulit yang bentuknya menyerupai tanduk di kulit? Terdengar aneh tapi penyakit ini benar-benar ada, lho.
Penyakit ini disebut dengan cutaneous horn atau dengan nama latinnya disebut cornu cutaneum. Seperti apa, sih, penyakit ini? Apakah berbahaya? Mari kita simak ulasan yang dilansir Hello Sehat.
Apa Itu Cutaneous Horn?
Cutaneous horn (cornu cutaneum) adalah suatu penyakit kulit yang ditandai dengan penonjolan keras pada kulit yang bentuknya seperti kerucut atau menyerupai tanduk.
BACA JUGA: Tips Aman Main Gadget Agar Mata Tetap Sehat
Tonjolan kulit tersebut disebabkan karena adanya penumpukan keratin. Keratin atau yang disebut dengan lapisan tanduk sebenarnya normal ditemukan pada kulit. Akan tetapi, pada penyakit ini terjadi penumpukan keratin.
Penyebab pasti dari penyakit ini masih belum jelas. Salah satu dugaan yang dapat menjadi kemungkinan terjadinya penyakit ini adalah virus papiloma (human papillomavirus alias HPV).
BACA JUGA: Ini Alasan Membiarkan Anak Sering Telanjang Kaki
Kelainan kulit ini lebih sering ditemukan pada usia tua (sekitar 60-70 tahun) dengan kulit berwarna terang. Penyakit ini dapat muncul pada siapa pun, baik laki-laki maupun perempuan.
Apa Gejala Cutaneous Horn?
Cutaneous horn dapat ditemukan di bagian tubuh mana saja. Akan tetapi, penyakit ini lebih sering ditemukan pada daerah kulit yang banyak terpapar sinar matahari. Misalnya wajah, kepala, telinga, dada, leher, dan punggung tangan.
BACA JUGA: Sering Loyo? Simak Tips Sederhana Menjaga Stamina Saat Bekerja
Cutaneous horn bisa berukuran kecil seperti jerawat atau sebesar ibu jari, bahkan lebih. Penderita cutaneous horn biasanya tidak merasakan gejala selain adanya tonjolan pada kulit mereka yang mirip dengan tanduk.
Biasanya mereka datang ke dokter dengan keluhan rasa tidak nyaman dan rasa kurang percaya diri akibat tonjolan yang dapat mengganggu penampilan. Akan tetapi bila terjadi luka yang menyebabkan peradangan, maka akan timbul rasa nyeri.
Tonjolan yang muncul berbeda-beda pada setiap orang. Bentuknya bisa mirip seperti tanduk, agak membulat, atau mengerucut. Warnanya juga bervariasi, ada yang kecokelatan, kekuningan, putih, atau mirip dengan warna kulit asli Anda sendiri.
Apakah Penyakit Ini Berbahaya?
Penyakit cutaneous horn merupakan salah satu tumor jinak kulit. Penyakit ini tidak berbahaya. Akan tetapi, Anda harus tetap mewaspadai munculnya tumor ganas kulit karena bentuknya bisa mirip dengan penyakit ini.
BACA JUGA: Ternyata Tidur Sambil Memeluk Pasangan Punya Banyak Manfaat
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis