Suara.com - Disfungsi Ereksi (DE) merupakan gangguan seksual yang paling banyak dikeluhkan setelah ejakulasi dini, yang merupakan ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi dengan baik saat lelaki berhubungan seksual atau tengah terangsang dari sisi seksual.
Terdapat tiga kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda terjadinya gangguan ereksi, yaitu ereksi yang kurang kokoh sehingga tidak dapat melakukan hubungan seksual, ereksi yang kurang lama, atau ereksi yang terjadi lebih sering dari biasanya.
Dokter spesialis andrologi dari RSUP Fatmawati, Nugroho Setiawan menjelaskan, DE dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni organik (95 persen) dan psikogenik (5 persen).
Faktor organik, lanjut dia terdiri dari usia dan gangguan kesehatan tubuh. Hal tersebut meliputi pembuluh darah, saraf, hormonal, struktur penis, dan pengaruh obat. Lelaki yang mengeluhkan DE juga rata-rata berusia mulai dari 40 hingga 80 tahun.
"Usia 40 tahun mendominasi usia rentan DE sebesar 54 persen. Ini bisa disebabkan oleh hormon testosteron yang menurun karena proses penuaan. Meski begitu, banyak juga pasien DE yang usianya 26-27 tahun karena faktor gaya hidup," jelasnya dalam temu media di Jakarta, Rabu (29/8/2019).
Beberapa gejala penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, depresi dan gejala saluran kemih bawah juga bisa menyebabkan DE. Penyakit ginjal kronis, multiple sclerosis, penyakit Peyronie dan cidera yang berhubungan dengan perawatan kanker prostat, juga merupakan beberapa penyakit dan gangguan yang dapat menyebabkan DE.
Faktor organik penyebab terjadinya DE tersebut, kata Nugroho juga bisa menjadi beban bagi para penderita DE yang mempengaruhi kondisi psikogeniknya. Di mana, setelah mengalami DE, penderita biasanya akan merasa stres dan malu yang mempengaruhi hubungan personal, dengan isteri atau pasangannya. Hal ini, kata dia dapat memicu dan memperburuk DE.
Bila dirasa mengalami DE, lanjutnya, maka aktivitas yang perlu ditingkatkan yaitu menjaga pola hidup untuk menjaga makanan. Ditambah lagi dengan melakukan terapi lini pertama berupa pemberian PDE-5 Inhibitors.
"Pengobatan DE ini 100 persen tanggung jawab dokter. Jadi pasien tidak ada yang bisa sembuh cuma dengan konsumsi obat di luar dari yang diresepkan dokter. Dari iklan-iklan yang dilihat di luar, karena DE ini memang penyakitnya sama, tapi obatnya beda-beda tergantung kondisi apa yang menyebabkan dia DE," tutupnya.
Baca Juga: Megawati: Pencak Silat Ini Lembut, Tampilkan Kekuatan Tersembunyi
Banyak penyebab gangguan seksual atau disfungsi ereksi pada lelaki, Anda bisa mengikuti solusi dengan menjaga pola hidup terutama menjaga makanan dan melakukan terapi lini pertama berupa pemberian PDE-5 Inhibitors.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis