Suara.com - Inovasi di bidang pengobatan terus dilakukan. Salah satunya dalam mencegah serangan stroke akibat sumbatan pada penderita gangguan irama jantung. Seperti diketahui, penderita gangguan irama jantung berisiko lima kali lebih tinggi mengidap stroke.
Disampaikan dr. Sunu Budhi Raharjo SpJP dari RS Jantung Harapan Kita, ada beberapa terapi advanced yang dapat dilakukan bagi pasien FA saat ini, antara lain teknik ablasi kateter, LAA Closure, serta Obat Antikoagulan Oral Baru (OKB). Tiga terapi ini, kata dia berperan dalam menurunkan risiko serangan stroke karena gangguan irama jantung.
Untuk metode LAA closure, kata dia, saluran yang paling sering terjadi gumpalan akan ditutup dengan alat yang menyerupai payung kecil. Jika biasanya untuk mencegah gumpalan, pasien harus mengonsumsi obat pengencer darah maka dengan LAA closure ini pasien tidak perlu mengonsumsi obat-obatan," ujar dr Sunu di sela-sela temu media Run for Heart Beat di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Sementara teknik ablasi kateter, kata dr. Sunu bertujuan untuk memperbaiki aktivitas listrik abnormal pada jantung dengan mengirimkan energi radiofrekuensi. Di Indonesia, kata dia, sudah ada 29 praktisi atau ahli aritmia yang dapat menggunakan alat Ablasi kateter. Walaupun SDM yang mampu menggunakan teknologi ini sudah cukup banyak, sayangnya hal ini tidak dibarengi dengan jumlah alat yang tersedia.
"Saat ini alatnya kurang dari 10 sehingga harus digunakan secara bergantian di seluruh Indonesia," tambah dia.
Permasalahan Iainnya, lanjut dia, sampai saat ini terapi OKB belum masuk ke dalam layanan BPJS kesehatan, padahal terapi OKB merupakan lompatan besar dalam terapi FA. Selain efektif OKB dapat mengatasi permasalahan risiko perdarahan reaksi silang antar obat dan lain-lain lain.
“Oleh karena itu butuh dukungan semua pihak, baik pemerintah, swasta, sangat diharapkan dalam mengatasi FA di Indonesia. Dalam kampanye FA kami memfokuskan pada pemberdayaan masyarakat, artinya masyarakat diajak untuk ikut andil dan mengetahui bagaimana mendeteksi FA dengan cara Meraba Nadi SendiRi atau 'menari'. Jika dilakukan dengan benar dan teryata ditemukan ada kelainan pada jantung, masyarakat diimbau untuk segera mengonsultasikannya ke dokter," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek