Suara.com - Proses degenerative pada tulang belakang merupakan kondisi medis yang ditandai hilangnya struktur normal atau menurunnya fungsl tulang belakang secara bertahap.
Kondisi ini tidak bisa dihindari namun jika terus dibiarkan seiring berjalannya waktu, masalah kesehatan terkait tulang belakang ini akan bertambah berat.
Beberapa masalah degenerasi tulang belakang yang banyak terjadi di masyarakat diantaranya osteoporosis, arthritis, dan kerusakan bantalan sendi tulang belakang. Disampaikan dr Heri Aminuddin, Spesialis Bedah Saraf Brain & Spine Bunda Neuro Center, Jakarta, penyebab utama penyakit degenerative tulang belakang adalah usia meski dapat disebabkan oleh faktor lain seperti tumor dan infeksi.
”Seiring bertambahnya usia, tulang belakang juga mengalami penuaan. Contoh yang paling sering di temukan adalah bantalan sendi tulang belakang yang semakin kehilangan cairan, menjadikan fungsinya sebagai peredam kejut berkurang sehingga meningkatkan cidera tulang belakang," ujar dr Heri dalam temu media di RSU Bunda di Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Ia menambahkan, meski demikian banyak faktor lain yang berperan dalam proses degenerasi tulang belakang, seperti trauma, kurangnya asupan nutrisi, faktor genetik, pekerjaan, merokok, serta faktor mekanik termasuk kebiasaan mengangkat benda berat, atau memutar tubuh secara berlebihan.
Degenerasi tulang belakang sendiri kata dr Heri umumnya terjadi pada usia diatas 40 tahun. Trauma ringan atau aktivitas fisik yang tidak biasa dilakukan dapat menyebabkan gejala nyeri punggung, nyeri otot hingga kejang otot.
"Gejala yang sering muncul pada degenerasi tulang belakang selain nyeri adalah deformitas tulang belakang, keterbatasan gerak, kelemahan anggota tubuh, fungsi sensoris yang menurun, gangguan buang air besar dan kecil, serta disfungsi seksual," imbuh dr Heri.
Untuk mengetahui kondisi ini, selain melihat gejala klinis yang dialami pasien, dokter bedah saraf akan mendiagnosis degenerasi tulang belakang melalui pemeriksaan X-ray tulang belakang termasuk diantaranya Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat kondisi bantalan sendi, saraf dan rongga tulang belakang.
"Pemeriksaan computed tomography (CT) scan juga dapat dilakukan jika terjadi inkonsistensi antara hasil MRI dengan gejala klinis yang ditunjukan pasien," tandas dia.
Baca Juga: Hakim Kopi Sianida Jessica Lolos dari Tragedi Lion Air JT 610
Jadi waspadai dan lakukan pemeriksaan penyakit tulang belakang saat memasuki usia 40 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental