Suara.com - Playdate atau bermain bersama dengan anak, memang sangat mengasyikkan. Tapi faktanya, playdate juga kerap menimbulkan konflik atau masalah.
Menurut salah satu penulis buku ‘Bikin Playdate Sendiri’, Irna Nurul Fatimah, cara setiap anak menghadapi konfilik berbeda-beda, bukan hanya terbentuk dari cara berinteraksi sehari-hari di rumah, tetapi juga dari karakter bawaan mereka sejak lahir.
“Contohnya anak saya, ada yang berjiwa sosial tinggi, ramah, dan mudah berteman. Ada juga yang cenderung pendiam dan keras kepala. Munculnya konflik juga sangat penting. Karena anak akan belajar tentang konsekuensi dari apa yang mereka atau temannya lalukan,” tulisnya.
Dipaparkan lebih lanjut, berikut beberapa permasalahan yang sering terjadi saat playdate dan cara menanganinya menurut Erna.
1. Tiba-tiba anak tidak mau bermain karena tidak familiar dengan suasana baru. Jika masalah ini terjadi, sebaiknya dampingi anak saat akan memulai playdate dan memberikan pengertian. Berikan dia waktu untuk mengamati lingkungan sekitar.
2. Anak-anak tidak bisa berbagi. Kalau begini, batasi waktu bermain dan atur giliran untuk bergantian menggunakan mainan yang menjadi rebutan dan sambil terus memberikan pengertian.
3. Anak kerap tidak mau bersosialisasi. Maka jangan paksakan anak untuk berinterkasi apabila mereka belum siap. Bisa jadi saat itu anak berada dalam fase parallel play atau berdekatan. Berikan aktivitas pengalihan yang tidak membutuhkan banyak diskusi. Seperti melukis, sensory play, atau puzzle.
4. Tidak nyaman dengan suasana playdate juga bisa jadi alasan. Biarkan anak istirahat sejenak dan alihkan perhatian mereka dengan memberikan aktivitas yang dia sukai. Tawarkan makan dan ajak bercerita tentang apa yang dia rasakan, sambil mengajaknya bermain.
5. Anak bisa juga terlalu aktif. Monitor dan awasi interkasi anak. Jika perilaku sudah mulai menggangu, alihkan perhatian dengan memberikan kegiatan lain. Ikuti playdate bila anak sudah tenang.
Baca Juga: Begini Trik Indosat dalam Digital Transformation
6. Anak memukul atau dipukul bisa juga jadi masalah. Segera pisahkan anak dengan teman-temannya, kemudian ajak dia berkomunikasi. Jangan sesekali marahi anak di depan banyak orang. Beritahu bahwa apa yang dia lakukan salah dan ajak anak untuk minta maaf.
Jika anak dipukul, tidak perlu beraksi berlebihan karena hal ini pasti terjadi. Tanyakan pada anak mana yang sakit. Ajak anak berbicara dengan teman yang memukul dan lakukan mediasi singkat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya