Suara.com - Setelah mendapat struk sehabis bertransaksi melalui ATM , apa yang akan Anda lakukan? Apakah membuang struk tersebut atau menyimpannya. Tak jarang ada yang langsung membuangnya. Namun, adapula yang menyimpannya hingga membuat dompet tebal.
Bagi yang menyimpannya di dompet biasanya memiliki alasan beragam, misalnya ingin dijadikan sebagai bukti penarikan atau transfer atau sekadar ingin menebalkan isi dompet.
Ya, pasti di antara kamu pernah melakukan hal ini. Bahkan kamu sampai lupa jika struk ATM di dompetmu sudah berbulan-bulan.
Hal ini jangan dianggap remeh sebab sebuah penelitian menunjukkan bahaya menyentuh struk ATM terlalu sering.
Thermal paper merupakan kertas yang biasanya digunakan pada struk ATM, belanjaan atau kertas faksimile. Sebagian besar thermal paper berpotensi menyebabkan kanker karena mengandung zat kimia.
BPA atau Bisphenol A yang terkandung dalam thermal paper tersebut akan berubah warna bila terpapar panas. Sebuah penelitian dari Taiwan mengupas tentang hal ini.
Para peneliti meneliti 20 sampel struk ATM, kertas yang dijual di pusat perbelanjaan, 7 merek kertas faksimili, dan kertas kantor pos.
Dilansir dari foodsafety.suencs.com, para peneliti yang berasal dari sebuah yayasan tersebut mendapatkan hasil bahwa 60 persen sampel thermal paper tersebut mengandung BPA yang berpotensi memicu kanker (karsinogenik).
Sebanyak 18 hingga 28 sampel yang telah diuji mengandung zat kimia tersebut dengan kadar 10 hingga 50 ppm (parts per million). Zat ini diketahui dihubungkan dengan pubertas dini, obesitas, dan penyakit kanker.
Baca Juga: Lapor Kehilangan Motor, Diselidiki Polisi Ternyata Faktanya Bikin Ngakak
Penelitian tidak berhenti di situ. Sebuah Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat juga melakukan hal yang sama.
Hasilnya sebanyak 2,5 mikrogram BPA akan terpapar ke tangan manusia jika disentuh selama 10 detik.
Bahkan paparan ini akan meningkat 1,5 kali jika kertas diremas. Untuk itu, beberapa negara telah melarang penggunaan BPA di botol minum, seperti di Kanada dan Uni Eropa.
Sumber: HiMedik/Yuliana Sere
Berita Terkait
-
Di Depan Mahasiswa, Prabowo Puji ChatGPT tapi Ingatkan Bahaya AI
-
Baunya Wangi, tapi Bahayanya Tetap Sama: Ancaman Kesehatan di Balik Tren 'Nge-Vape'
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Kerja Keras Tapi Gak Kaya-kaya? Mungkin Kamu Kena 7 Jebakan Finansial Ini
-
Mengenal Apa Itu Radioaktif Cesium 137 di Cikande dan Bahayanya Jika Terpapar
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara