Suara.com - Kampanye imunisasi MR (campak dan rubella) yang dilaksanakan pemerintah sudah memasuki tahun kedua. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut total cakupan mencapai 87,33 persen.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Anung Sugihantono mengatakan imunisasi MR untuk Pulau Jawa dilakukan pada tahun 2017, sementara untuk luar Pulau Jawa dilakukan pada 2018.
Untuk Pulau Jawa, cakupan berhasil mencapai target 100 persen. Sementara cakupan untuk luar Pulau Jawa hanya 72,70 persen.
Di luar Jawa yang di atas 95 persen itu ada 256 kabupaten kota, 71 kabupaten kota di bawah 50 persen. Yang paling rendah adalah Provinsi Aceh sampai sekarang," kata Anung, dilansir Antara.
Dia menyebut rata-rata cakupan imunisasi MR tersebut masih akan bergerak dinamis. Hal ini dikarenakan hingga saat ini masih ada laporan cakupan yang masuk dari berbagai daerah.
Anung menyatakan capaian 87 persen cakupan imunisasi MR selama dua tahun Indonesia itu mendapat apresiasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Meski begitu, capaian ini belum mencapai target yang ditetapkan sejak awal, yakni sebesar 95 persen.
Dari pelaksanaan kampanye imunisasi campak rubella selama dua tahun dilaporkan telah terjadi 100 Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI). Namun, Anung menegaskan 66 persen dari 100 KIPI tersebut merupakan kebetulan dan hampir tidak ada laporan yang menyatakan kasus terkait aspek keamanan, manfaat, dan kualitas vaksin.
"Memang ada suatu kejadian di Papua, namun bukan karena vaksin tapi karena memang ada komponen lain yang jadi satu kesatuan di sana. Disimpulkan bukan kesalahan prosedur, tapi masuk bagian dari reaksi suntikan," kata dia.
Untuk selanjutnya, imunisasi MR akan masuk dalam daftar imunisasi daftar lengkap yang sudah terjadwal secara rutin. Pemerintah menargetkan cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai 95 persen pada akhir 2019. [ANTARA]
Baca Juga: Ada Penyanyi Dangdut yang 'Dipelihara' Muncikari di Kasus Vanessa Angel
Berita Terkait
-
Imunisasi MR Sukses Turunkan Kasus Campak Rubella di Pulau Jawa
-
Kemenkes Beri Waktu 6 Bulan Bagi Rumah Sakit yang Belum Akreditasi
-
Banyak Rumah Sakit Tak Layani BPJS, Kemenkes: Peserta JKN Tidak Perlu Resah
-
Korban Tsunami Rawan Gigitan Ular, Ini Pesan Kemenkes
-
Jaga Kesehatan Ibu Hamil Terdampak Tsunami, Kemenkes Dirikan Tenda Khusus
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif