Suara.com - Tim dokter Inggris dan Belgia berhasil menggelar sebuah operasi rumit, yang di dalamnya mereka mengeluarkan sebuah janin dari dalam rahim, mengoreksi kelainan pada tulang belakangnya, lalu menanamnya kembali di dalam tubuh ibunya.
Seperti dilansir BBC, Selasa (2/12/2019), operasi itu digelar pada janin berusia 24 minggu dalam kandungan Bethan Simpson, seorang perawat berusia 26 tahun asal Burnham, Essex, Inggris.
Operasi itu dilakukan karena janin dalam kandungan Simpson diketahui mengidap spina bifida, kelainan pada sumsum tulang belakang yang bisa menyebabkan anak lumpuh ketika lahir.
"Kami diberitahu bahwa puteri mungil kami mengidap spina bifida. Kami diberi pilihan untuk meneruskan kehamilan, menggugurkan kandungan, atau pilihan lain yang disebut fetal surgery - mengoreksinya sebelum lahir," kata Simpson.
Simpson dan suaminya kemudian memutuskan untuk mengizinkan janin dalam kandungannya dioperasi, karena "saya tak bisa membenarkan seorang anak yang tendangannya bisa saya rasakan, dihabisi."
Operasi yang digelar di Great Ormond Street Hospital, London itu berlangsung selama 4 jam. Dalam operasi itu, janin dalam rahim Simpson dikeluarkan, sumsum tulang belakangnya dikoreksi, kemudian dikembalikan lagi ke dalam rahim untuk dilahirkan pada April mendatang.
"Saya dirawat oleh ahli-ahli bedah terbaik dari seluruh dunia di University College London Hospital dan Belgia," kata Simpson.
"Kami berhasil. Luka operasi (pada janin) kecil dan ia melewati operasi dengan luar biasa. Saya rapuh dan kesakitan, tetapi yang terpenting dia baik-baik saja," imbuh Simpson.
Simpson adalah perempuan keempat di Inggris yang menjalani operasi rumit tersebut. Meski demikian operasi untuk mengoreksi kelainan pada janin sudah banyak digelar di AS serta Belgia.
Dominic Thompson, pakar bedah saraf yang terlibat operasi itu mengatakan bahwa tindakan medis pada janin Simpson adalah "perjalanan yang luar biasa."
"Tadinya, ketika orang menerima kabar (bahwa janin mereka mengidap spina bifida) pilihannya cuma dua - meneruskan kehamilan atau digugurkan. Kini ada opsi ketiga," kata Thompson.
"Operasi ini memang tidak menyembuhkan. Tetapi ada bukti jelas dalam beberapa uji coba, bahwa hasilnya akan jauh lebih baik jika operasi digelar lebih cepat," lanjut dia.
Spina bifida secara harafiah berarti "tulang belakang terbelah". Kelainan ini terjadi karena rongga tulang belakang dan sumsum tulang belakang tumbuh tak sempurna sebelum janin memasuki usia 6 minggu. Alhasil syaraf-syaraf di dalamnya tak terlindungi atau terburai.
Kelainan ini biasanya terjadi dalam 4 dari 10.000 kehamilan. Penyebab kelainan ini belum diketahui pasti. Perempuan biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi asam folat di awal kehamilan untuk menekan risiko spina bifida.
Bayi yang lahir dengan spina bifida biasanya mengalami kelumpuhan dan perkembangan otaknya terganggu.
Berita Terkait
-
Praktik Aborsi Ilegal di Makassar Terbongkar: ASN Puskesmas dan Mahasiswa Ditangkap
-
Geger Penemuan Jasad Janin Bayi di Septic Tank RSUD Koja, Diduga Sengaja Dibuang Lewat Saluran Pembuangan
-
Horor Kamar Mayat, Karyawan Jual Jenazah Bayi dan Bagian Tubuh Lain di Facebook!
-
Hamil Anak Kembar, Influencer Malaysia Dirampok di Spanyol hingga Tersungkur ke Tanah
-
Cara Mengurangi Risiko Gangguan Jantung Janin, Ibu Hamil Wajib Tahu!
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!