- Peneliti Indonesia mendeteksi mikroplastik pada cairan ketuban dan urin ibu hamil, menandakan polusi telah masuk rahim.
- Partikel mikroplastik masuk melalui udara yang dihirup, makanan/minuman, dan kontak kulit, menembus plasenta.
- Dampak potensialnya meliputi peradangan janin, gangguan nutrisi, dan tantangan kesehatan reproduksi generasi mendatang.
Suara.com - Ada sebuah penemuan ilmiah dari dalam negeri yang dijamin bikin kita semua, terutama para cewek, auto merinding. Lupakan sejenak soal sampah plastik di lautan. Masalahnya kini sudah jauh lebih personal dan mengerikan. Untuk pertama kalinya, para peneliti menemukan mikroplastik di dalam cairan ketuban dan urin ibu hamil di Indonesia!
Ini bukan lagi sekadar berita lingkungan. Ini adalah "alarm bahaya" paling nyaring yang menunjukkan bahwa polusi plastik kini sudah berhasil menyusup ke ruang paling sakral dalam tubuh manusia: rahim. Pertanyaannya, seberapa bahaya ini buat generasi kita di masa depan?
Gimana Caranya Sampah Ini Bisa Sampai ke Rahim?
Mungkin kamu langsung bertanya-tanya, "Kok bisa, sih?" Menurut dr. Ganot Sumulyo, Sp.OG., seorang dosen dari Fakultas Kedokteran IPB University, "sampah tak terlihat" ini bisa masuk ke tubuh ibu hamil lewat tiga jalur utama:
Lewat Udara yang Kita Hirup: Ini adalah jalur yang paling dominan. Partikel mikroplastik super kecil yang beterbangan di udara bisa dengan mudah kita hirup dan masuk ke aliran darah.
Lewat Makanan dan Minuman: Kebiasaan kita makan atau minum dari kemasan plastik, apalagi kalau dipanaskan, bisa melepaskan partikel mikroplastik yang akhirnya ikut tertelan.
Lewat Kulit: Meskipun kemungkinannya lebih kecil, produk-produk perawatan tubuh yang mengandung mikroplastik juga bisa jadi sumber paparan tambahan.
Benteng Pertahanan Terakhir pun Jebol
Yang bikin makin ngeri, benteng pertahanan terakhir yang seharusnya melindungi janin pun ternyata jebol.
Baca Juga: BRIN Temukan Mikroplastik Berbahaya di Air Hujan Jakarta, Ini Bahayanya bagi Tubuh
“Mikroplastik bahkan telah ditemukan pada plasenta manusia, mekonium (kotoran pertama bayi), dan jaringan janin, menandakan potensi paparan sejak dalam kandungan,” ujar dr. Ganot.
Ini artinya, plasenta yang seharusnya jadi filter super canggih, ternyata tidak bisa sepenuhnya menyaring partikel-partikel plastik berukuran mikro ini.
Jadi, Bahaya Banget Nggak Sih Buat si Bayi?
Kehadiran benda asing ini di dalam sistem reproduksi tentu saja bukan tanpa risiko. Para ahli khawatir ini bisa memicu berbagai masalah serius bagi calon bayi:
- Memicu peradangan dan stres oksidatif (kerusakan sel) pada janin.
- Mengganggu aliran nutrisi penting dari ibu ke janin.
- Potensi dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Mengacaukan hormon karena bahan kimia tambahan pada plastik seperti BPA dan phthalates.
Tantangan Kesehatan Reproduksi Generasi Berikutnya
Melihat semua risiko ini, dr. Ganot memberikan sebuah pernyataan yang sangat menohok. Masalahnya, ini bukan lagi cuma soal lingkungan.
Berita Terkait
-
Prabowo Perintahkan Audit Kematian Ibu Hamil di Papua, Aktivis Sebut Kasus Femisida
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Viral! Netizen Salfok dengan Peringatan soal Air Hujan Tercemar: Siapa yang Mau Mangap Saat Gerimis?
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
Terkini
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?