Suara.com - Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat di tubuh sendiri. Jenisnya pun bermacam-macam, tergantung sistem yang terkena, antara lain motorik, sensorik maupun otonom.
Dari segi gender, perempuan lebih berisiko tinggi mengalami penyakit autoimun. Hal ini disampaikan dr Zicky Yombana Sp.S dari RS Omni Pulomas.
"Alasannya, ada teori bahwa risiko autoimun meningkat pada perempuan karena pengaruh hormon estrogen. Laki-laki juga bisa terkena namun lebih sering perempuan," ujar dr Zicky Yombana dalam Festival Lokal untuk Lokal di Mall Ciputra, Sabtu (2/3/2019).
Ia menambahkan, untuk perempuan, biasanya gangguan autoimun muncul sejak remaja. Sementara pada laki-laki cenderung muncul pada usia dewasa seperti 30-40 tahun ke atas.
Jenisnya yang sangat banyak, membuat gejala dari penyakit autoimun sendiri sangat beragam, tergantung sistem saraf yang terkena. Bahkan tak sedikit gejala penyakit autoimun yang menyerupai penyakit lainnya.
"Misalnya pegal-pegal segala macam itu bisa jadi autoimun. Akan tetapi banyak masyarakat yang anggap, "ah cuma masuk angin". Akhirnya cuma kerokan. Hilang temporer. Namun diagnosis gak tegak," imbuh dia.
Dalam kesempatan yang sama, dr Yudith Rachmadiah mengatakan bahwa sistem saraf yang paling sering terkena dampak dari autoimun adalah motorik. Ini sebabnya gejala lebih sering ditandai dengan kelemahan di bagian sendi.
"Awalnya diare, flu. Beberapa saat kemudian mungkin kelemahan. Naik ke pangkal kaki mulai lemas. Betis, paha atau tangan di jari," imbuh dia.
Meski terlihat remeh, gejala autoimun yang dibiarkan bisa berakhir fatal. Itu sebabnya, edukasi seputar gejala dan penanganan penyakit autoimun perlu digalakkan agar masyarakat bisa tergerak memeriksakan kondisinya.
Baca Juga: NU Rekomendasikan Hapus Istilah Kafir, Ini Respons Ma'ruf Amin
"Penyakit apapun, ketika alami suatu gangguan pada tubuh jangan abai. Selalu pikirkan kemungkinan terburuk. Jangan anggap enteng. Penyakit autoimun kalau ditatalaksana dengan tepat dan cepat bisa meningkatkan kualitas hidup," jelasnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas