Suara.com - Tak terasa umat Muslim sudah menjalani minggu pertama puasa Ramadan. Dan, selama itu pula, kata spesialis penyakit dalam, Divisi Gastroenterologi FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG, beberapa pasiennya sudah melapor batal puasa.
"Ada yang sudah dari hari pertama, ada yang hari kedua bahkan ada yang masih kuat berpuasa, tetapi tetap dengan masalah pencernaan," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Minggu (12/5/2019).
Lebih lanjut dokter yang akrab disapa Dokter Ari mengemukakan bahwa setiap orang pasti tidak menginginkan tidak bisa menyelesaikan puasanya. Namun, karena alasan kesehatan, puasa bisa batal.
"Pengamatan saya sebagai seorang dokter panyakit dalam, sebagian besar pasien yang datang kepada saya dan batal puasa, karena masalah pencernaan. Sebagian dari mereka batal, karena sahur hanya meneguk air putih dengan alasan tidak biasa makan sebelum subuh. Namun kali ini nyeri ulu hati, mual dan muntah menjadi penyebab utama batal pada minggu pertama puasa," bebernya merinci.
Nyeri ulu hati, kata Dokter Ari, memang seharusnya tidak sampai membatalkan puasa, tapi untuk sebagian pasien nyeri ulu hati sangat mengganggu. Namun di sisi lain, sambung dia, ada pula pasien yang mengatakan bahwa keluhan sakit maagnya membaik selama puasa.
"Walau ajaran agama sudah menganjurkan agar kita berpuasa agar sehat, tetapi kita harus tetap memperhatikan makanan dan minuman selama buka dan sahur agar terhindar dari gangguan pencernaan dan tetap bisa melaksanakan puasa tanpa batal," imbaunya.
Diare, kata Dokter Ari, juga bisa menjadi penyebab batal puasa. Keluhan ini umumnya timbul pada pagi hari. Penyebab utama diare, lanjut dia, adalah konsumsi makanan yang tidak tepat.
Makanan terlalu pedas dan asam menjadi pencetus diare. Belum lagi makanan yang dicurigai sudah terkontaminasi dan tetap dikonsumsi diduga menjadi penyebab pasien batal puasa lantaran mengalami diare.
"Informasi ini menjadi penting agar masyarakat muslim yang menjalami puasa harus pandai-pandai memilih makanan," ujar Dokter Ari.
Baca Juga: Menyentuh, Kisah Penumpang Berbagi Makanan Buka Puasa Saat Feri Mogok
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat berpuasa, menurut Dokter Ari, setelah 6-8 jam perut kosong akan terjadi peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan gejala gangguan maag. Keadaan ini biasanya berlangsung hanya pada 1 pekan puasa pertama dan biasanya tidak dirasakan lagi pada minggu-minggu berikutnya.
Tubuh akan menyesuaikan dengan perubahan kondisi tubuh akibat berpuasa. Pada orang yang sehat, keadaan ini dapat diatasi dengan pilihan makan yang tepat pada saat berbuka dan sahur, serta kegiatan yang tidak menyebabkan terjadinya peningkatan udara di dalam lambung, serta peningkatan asam lambung.
Pada orang yang memang mengalami gangguan lambung sebelumnya, puasa akan memperberat kondisi sakit lambungnya jika tidak diobati dengan tepat. Namun, jika sakit lambungnya diobati, kata Dokter Ari, mereka yang mempunyai sakit lambung dapat melakukan ibadah puasa seperti orang normal umumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental