Suara.com - Peringatan Hari Donor Darah Sedunia jatuh setiap 14 Juni. Tahun ini, kampanye hari donor darah sedunia mengambil tema “Darah yang Aman untuk Semua”. Tema ini mendorong lebih banyak orang di seluruh dunia untuk menjadi pendonor darah dan mendonorkan darah secara teratur.
Kementerian Kesehatan juga turut merayakan Hari Donor Darah Sedunia ini dengan mendorong para pegawainya untuk mendonorkan darah. Dari sekian banyak pegawai Kementerian Kesehatan, ada pendonor yang sudah rutin memberikan darahnya secara sukarela sejak usia 19 tahun. Bahkan di tahun ini, total ia sudah donor darah 169 kali.
"Saya setiap tiga bulan sekali mendonorkan darah sudah rutin sejak usia 19 tahun," ujar Supriyadi, pegawai bidang Mutu dan Akreditasi, Yankes, Kementerian Kesehatan belum lama ini.
Alasan Supriyadi rutin mendonorkan darah dilatarbelakangi ketika dirinya mendapat tugas di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Kala itu ia bertugas di bagian Poli Paru. Di sana ia menemukan banyak kasus batuk darah yang dialami pasien kelompok ekonomi menengah ke bawah. Untuk mendapatkan darah, pasien ini harus membayar karena belum ada sistem asuransi kesehatan nasional.
"Darah banyak sekali dibutuhkan di sana. Mereka harus bayar untuk dapat darah. Sebagai petugas, saya ingin bantu agar mereka tidak usah bayar, jadi saya mendonorkan darah yang kemudian jadi kebiasaan hingga sekarang," ujarnya.
Rutin mendonorkan darah, Supriyadi mengaku mendapatkan manfaat kesehatan. Ia merasa bugar meski kini usianya sudah menginjak 58 tahun. Ia pun tidak merokok agar tetap sehat dan darahnya juga aman diberikan pada yang membutuhkan.
"Alhamdulillah tubuh enakan. Kuncinya jangan sesekali merokok. Kalau sudah niat donor darah berhenti merokok," imbuhnya.
Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi, MPH berterimakasih kepada para pendonor darah atas penyumbangan darahnya untuk menyelamatkan nyawa, memotivasi para pendonor darah agar terus menyumbangkan darahnya secara teratur, dan memotivasi masyarakat yang belum pernah mendonorkan darahnya untuk mulai mendonorkan darahnya, khususnya pada kaum muda.
“Hal tersebut merupakan kunci untuk membangun fondasi yang kuat dalam pemenuhan kebutuhan darah nasional yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan semua pasien yang membutuhkan transfusi darah,” kata drg. Oscar.
Baca Juga: Hari Donor Darah Sedunia, Ini 8 Pesan Kunci dari WHO
Darah merupakan materi biologis yang hidup dan belum dapat diproduksi di luar tubuh manusia. Artinya ketersediaan darah di sarana kesehatan sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam mendonorkan darahnya.
Selain itu, ketersediaan darah juga ditentukan oleh ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana yang dapat menjamin ketersediaan darah dalam jumlah yang cukup, aman, dan berkualitas. Pelayanan darah merupakan tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan melalui Unit Transfusi Darah (UTD) dan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).
Darah yang aman merupakan darah yang berasal dari donor risiko rendah, yang salah satunya bisa didapat dari donor darah sukarela. Hal ini penting untuk diperhatikan mengingat darah juga dapat menjadi media penularan penyakit seperti HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan Sifilis.
Hal ini sesuai dengan amanat UU Kesehatan No 36 tahun 2009 dan PP No 7 tahun 2011 tentang Pelayanan Darah, serta rekomendasi WHO bahwa darah transfusi yang aman dan berkualitas berasal dari donor sukarela.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis