Suara.com - 231 Orang Meninggal, Australia Siaga Masuki Puncak Musim Flu pada Agustus
Musim influenza tahunan di Australia ternyata dimulai lebih awal dari biasanya pada tahun 2019.
Sudah lebih dari 144.000 kasus yang terkonfirmasi. Sedikitnya 231 orang meninggal sejauh ini, termasuk beberapa anak hanya karena influenza yang disepelekan.
Banyak pakar menyalahkan virus flu yang mematikan atas lebih awalnya musim influenza.
Tahun 2019 kemungkinan menjadi salah satu periode paling parah bagi penyakit pernapasan yang sangat menular di Australia. Dengan lebih dari 144.000 kasus influenza, pemerintah semakin khawatir kekurangan vaksin, telah memesan 400.000 dosis tambahan.
Wakil Ketua Ikatan Dokter Australia Zappala berharap masyarakat dapat mengatasinya.
“Kami sudah menyediakan jutaan vaksin di seluruh negeri dan berharap itu sudah cukup. Saya pikir kami mempercayakan pada ahli epidemiologi yang melakukan ini setiap tahun. Ingat, yang terjadi adalah ada organisme sangat cerdik yang bermutasi dan membuat segalanya menjadi sulit," kata Zappala seperti mengutip VOAIndonesia.
Beragam virus flu beredar setiap tahun dan secara luas dikelompokkan menjadi dua jenis: A dan B.
Virus yang sangat kuat mungkin menjadi penyebab utama lebih awalnya musim influenza di Australia.
Baca Juga: Gimana Flu Biasa Bisa Sebabkan Pneumonia? Ini Penjelasannya
Para ahli berharap wabah flu akan selesai sebelum puncaknya. Wabah flu biasanya memuncak pada Agustus, yang menjadi bulan terakhir musim dingin di Australia.
Tetapi Kepala Petugas Medis Australia, Profesor Brendan Murphy mengatakan, sulit untuk berharap demikian.
“Satu hal yang tentu saja bisa kita katakan tentang flu adalah kita tidak bisa meramalkannya. Musim ini merupakan musim yang sangat awal yang mungkin memudar dan bukan musim dingin yang parah, puncak musim dingin yang terlambat atau mungkin berlanjut. Kami tidak tahu. Itulah sebabnya kami menyarankan semua orang mendapat vaksinasi dan bersiap diri,” kata Murphy.
Australia tercatat mengalami musim flu terburuk pada 2017, ketika lebih dari 250 ribu kasus dilaporkan. Lebih dari 1.100 orang meninggal, sedikit lebih kecil daripada korban meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas.
Pemerintah menyarankan agar setiap warga Australia yang berusia di atas enam bulan sebaiknya mendapat vaksinasi flu setiap tahun.
Musim flu di Australia biasanya berlangsung dari Juni hingga September, dan puncaknya adalah pada Agustus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis