Suara.com - Seorang pria 21 tahun terkejut ketika dirinya divonis menderita kanker langka pseudomyogenic hemangioendothelioma (PHE). Padahal mulanya dia mengira benjolan di kakinya hanyalah rambut yang tidak tumbuh keluar.
Awalnya, Michael Croteau mengira benjolan di pahanya disebabkan rambut yang tidak tumbuh atau tidak keluar dari kantungnya sehingga bergelung di bawah kulit.
Namun seiring berjalannya waktu. Michael justru merasa kesakitan di bagian lutut kanan dan otot pahanya. Tiga bulan kemudian, benjolan di pahanya justru semakin membesar.
Saat itulah Michael baru tergugah untuk pergi ke dokter memeriksakan benjolan di pahanya. Apalagi benjolan itu sudah berubah warna.
"Saya merasakan ada benjolan di paha kanan yang aku kira karena rambut tumbuh ke dalam. Sebelumnya saya belum pernah mengalami hal seperti itu hingga saya memastikan benjolan itu bukan karena rambut yang tidak keluar," katanya, dikutip dari Mirror.
Setelah melakukan pemeriksaan, Michael lantas terkejut ketika dokter mengatakan bahwa benjolan di pahanya itu adalah kanker.
Michael lantas pergi ke dokter kulit spesialis sarkoma lainnya di Dallas untuk mencari jawaban lain mengenai kondisinya seraya memperlihatkan hasil MRI dan CT scan.
Ternyata dokter kulit kedua yang ditemuinya juga mengatakan bahwa benjolannya tersebut sejenis kanker langka.
"Dokter di Dallas memberi tahu saya bahwa itu kanker langka yang jarang terjadi di Amerika Serikat. Diagnosis itu benar-benar mengejutkan karena saya tidak pernah terpikirkan akan menderita kanker," ujarnya.
Baca Juga: FDA Tarik Semua Implan Payudara yang Sebabkan Risiko Kanker Langka
Dokter pun sempat menyarankan Michael mengamputasi pahanya untuk menghentikan pertumbuhan tumor. Tetapi, tindakan amputasi tersebut ditolak oleh ahli bedah ortopedi yang juga menanganinya.
Akhirnya, dokter di MD Anderson Cancer Center Houston memutuskan untuk mengobati tumor Michael dengan obat kemoterapi oral dan terapi radiasi pada bagian pahanya untuk mengurangi rasa sakit.
Pasalnya, saat ini kanker yang diderita Michael belum bisa disembuhkan. Perawatan kemoterapi tersebut hanya untuk menghentikan pertumbuhan tumornya.
"Sarkoma umumnya tumbuh lambat dan ada risiko bisa menyebar tapi tidak terlalu agresif," kata Michael.
Susan, ibu Michael merasakan sedih ketika mendengar kondisi penyakit anaknya tidak dapat disembuhkan. Bahkan mereka tidak tahu proses perkembangan tumor yang dimiliki anaknya.
Beruntungnya, setelah setahun didiagnosis dan menjalani serangkaian terapi. Tumor di paha Michael tidak tumbuh membesar dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?