Suara.com - Peran Kearifan Lokal dalam Pemulihan Trauma Anak-anak Korban Kerusuhan Wamena
Tidak kurang dari 31 orang tewas, dan puluhan lainnya luka-luka akibat kerusuhan di Wamena Papua. Kerusuhan yang terjadi berisiko menyebabkan trauma di benak warga yang menyaksikan peristiwa itu.
Mengkhawatirkannya, sebagian dialami anak-anak yang terpaksa kehilangan orang tuanya. Apalagi jika mereka menyaksikan secara langsung. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk membantu mereka bebas dari rasa trauma?
Pakar Psikologi Dr. Endang Mariani M.PSi mengatakan jika keadaan sudah seperti itu, maka sudah tidak lagi kondusif untuk melakukan sesi konsultasi untuk mendiagnosis trauma atau tidaknya seseorang terhadap suatu peristiwa. Alih-alih konsultasi, pendekatan kearifan lokal, dan peran para mamak-mamak lebih dibutuhkan.
"Jadi kalau perempuannya itu sehat, secara jasmani maupun rohani, sehat, mereka akan bisa bantu, di sana perempuan dangan di hargai," ujar Dr. Endang di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019).
Terlepas masih banyaknya ditemukan pelanggaran HAM kepada perempuan di tanah Papua. Namun berdasarkan penelitian yang pernah Dr. Endang dan rekannya lakukan saat ke Manokwari karena bencana gempa bumi, mereka menemukan perempuan punya dukungan luar biasa dalam mengobati bencana.
Kearifan lokal yang disoroti Dr. Endang misalnya seumpama makanan Sagu atau dikenal Papeda, makanan khas Papua yang jadi andalan mamak mamak. Seperti filosofinya sagu yang berarti melekatkan kembali, bersatu membangun kembali yang telah rusak.
"Contohnya misalnya dengan peran mamak-mamak perempuan, mereka kan punya sagu, sagu filosopinya itu melekatkan. Papeda, lem filosopi sagu yang bisa kita angkat, kalau mamak mamak ini berkumpul, makan bersama dan sebagiannya," ungkap Dr. Endang.
Baca Juga: Sejumput Kisah dari Tanah Papua, Jejak Trauma Usai Huru-hara
Setelah kebersamaan terjalin, kemudian para relawan petugas medis dan psikolog bisa masuk dan mengarahkan agar stres, rasa sedih, berkabung, bahkan trauma bisa terlampiaskan dengan kegiatan kebersamaan. Seperti mengobrol, membuat masakan, dan sebisa mungkin tidak mengingat masalah yang baru terjadi.
"Karena dengan kebersamaan yang namanya stres dan mungkin juga trauma itu bisa direalese, sebenernya ada beberapa cara emosional freedom teknik atau emosional stress realese yang mungkin bisa diberikan ke masyarakat," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia