Suara.com - Dokter-dokter di Papua Jawab Isu Soal Keamanan, Apa Kata Mereka?
Kesedihan mendalam mendera dunia kedokteran Indonesia, akibat tewasnya seorang dokter kerusuhan di Wamena, Papua beberapa waktu lalu. Disadari atau tidak, peristiwa itu menjatuhkan mental para dokter yang bertahan di Wamena di tengah tenaga medis yang sangat terbatas.
"Saya sangat menyesalkan dan mengutuk peristiwa pembunuhan terhadap dokter yang telah lama mengabdi di Papua. Untuk para dokter teman sejawat, mudah-mudahan kekerasan rekan sejawat kita tidak melemahkan semangat kita untuk mau memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Wamena dan sekitarnya," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB di Ruang Senat Akademik FKUI, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis, (3/10/2019).
Kerusuhan yang telah menelan dokter sebagai korban, lantas membuat FKUI ingin memantau langsung keadaan tenaga medis di Papua dengan menggelar teleconference bersama beberapa dokter FKUI yang bekerja di Papua.
Meski tidak ada dokter perwakilan Wamena, dalam teleconference dokter yang bekerja di 7 wilayah Papua seperti Jayapura, Nabire, Fakfak, Keyen, dan Manokwari. Mayoritas dokter mengatakan kondisi Papua cenderung aman.
"Kalau di Papua cenderung aman kami di sini, masyarakat juga melindungi kami sebagai dokter. Mungkin kami yang di Papua lebih seram melihat kejadian di Jakarta mungkin," ujar dr. Rizky Aniza Winanda, SpKJ, dari RSUD Scholoo Keyen, Sorong, dalam teleconferencenya.
Adanya isu eksodus atau dokter yang meninggalkan Papua karena kerusuhan ini, juga dibantah para dokter ini dalam teleconferencenya. Mereka mengaku tetap berusaha bekerja maksimal, meski diakui banyak menemukan rasa trauma masyarakat yang diungsikan keluar Wamena.
"Di sini sampai saat ini sekalipun saya tidak mendengar kabar adanga eksodus dokter dari Papua. Adapun bala bantuan medis dikumpulkan dan diangkut untuk diperbantukan di Wamena," tegas dr. Samuel Basro, SpPD dari RS Provita Jayapura.
Gugurnya sejawat dokter di Wamena tidak lantas menurunkan komitmen FKUI untuk membantu masyarakat Papua. FKUI terus mengirim staf pengajar terbaik membantu mengajar anak-anak Papua menjadi dokter melalui program pengampunan di Fakultas Kedokteran Universitas Papua dan berangkat ke Sorong.
Baca Juga: Dokter Soeko Tewas Dibakar Massa saat Kerusuhan Wamena? Hoaks!
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?