Suara.com - Carmen Blandin Tarleton, 51, seorang wanita asal Manchester mengalami cacat parah di bagian wajahnya setelah mengalami kekerasan fisik dalam rumah tangganya.
Bermula pada 2007 silam, Carmen dipukul menggunakan tongkat baseball dan disiram bahan alkali.
Tetapi, Carmen masih diam saja ketika pertama kali mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Setelah bertahun-tahun mengalami kekerasa fisik, barulah Carmen harus mendapatkan transplantasi wajah karena kondisinya yang cedera parah pada 2013 silam.
Sayangnya dilansir dari Insider, tubuh Carmen justru menolak transplantasi wajah barunya. Ia pun dipindahkan ke rumah sakit lain untuk menjalani transplantasi wajah kedua kalinya di Brigham and Woman's Hospital di Boston.
Dokter di rumah sakit kedua ini lantas menemukan bahwa Carmen mengalami kerusakan jaringan. Hal itu yang diduga menyebabkan tubuh Carmen menolak transplantasi wajah pertama.
Jika transplantasi wajah kedua juga gagal, Carmen kemungkinan harus menjalani rekonstruksi ulang wajahnya. Karena kondisinya sudah cacat akibat serangan fisik yang keras.
Dokter mengatakan, kekerasan fisik yang dialami Carmen 2007 silam telah menyebabkan luka bakar lebih dari 85 persen. Sehingga Carmen kehilangan fungsi penglihatannya.
Akhirnya, Carmen pun mendapat transplantasi kornea sintetis pada 2009 silam. Lalu memasuki 2013, Carmen mulai mendapat transplantasi wajahnya.
Meski begitu, masalah Carmen belum selesai. Ia kembali memiliki keluhan di bagian transplantasi korneanya pada Desember 2018. Saat itu Carmen mengeluh ada sesuatu yang salah dengan transplantasi korneanya.
Baca Juga: Curhat Tina Datta Siap Menikah Usai Alami KDRT 5 Tahun
Perlu diketahui pula Carmen termasuk satu dari lima orang di Amerika yang menjalani transplantasi wajah penuh. Tetapi, Carmen berharap transplantasi wajahnya ini bisa bertahan lama meskipun terdengar kurang realistis.
Berita Terkait
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Jangan Takut Lapor! KemenPPPA Tegaskan Saksi dan Korban KBGO Tak Bisa Dituntut Balik
-
Angka Kekerasan Anak Tak Kunjung Turun, Menteri PPPA Soroti Minimnya Komunikasi di Keluarga
-
Darurat Bullying Nasional: Mengapa Ekosistem Kekerasan Anak Terus Tumbuh?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis