Suara.com - Aktor Joaquin Phoenix yang memerankan film Joker ternyata mengalami gangguan psikologis setelah berhasil menurunkan berat badannya hingga 23 kg dalam waktu singkat.
Seperti yang diketahui, Phoenix menurunkan berat badannya demi totalitas bermain dalam film Joker. Sayangnya, usaha Phoenix menurunkan berat badan berdampak pada kesehatan mentalnya.
Pasalnya, Phoenix menjadi obsesif terhadap makanan dan berat badan, menarik diri dari aktivitas sosial, mudah lelah hingga kesulitan konsentrasi.
"Ternyata penurunan berat badan yang ekstrem berdampak pada psikologi Anda dan Anda benar-benar akan menjadi gila ketika kehilangan berat badan sebanyak itu dalam waktu singkat," kata Phoenix, dikutip dari Insider.
Seorang ahli berpendapat bahwa kondisi Phoenix sekarang ini merupakan tanda-tanda gangguan makan serius yang bisa mengancam jiwa.
Melansir dari Healthline, gangguan makan adalah ganguan mental yang diekspresikan melalui kebiasaan makan tidak normal atau terganggu.
Kondisi ini umumnya berasal dari obsesi dengan makanan, berat badan atau bentuk tubuh dan sering mengakibatkan konsekuensi kesehatan serius lainnya.
Bahkan dalam beberapa kasus, gangguan makan bisa mengakibatkan kematian. Tetapi, seseorang dengan gangguan makan biasanya akan mengalami beberapa gejala umum.
Sebagian besar termasuk membatasi asupan makan yang sangat ketat atau memuntahkan kembali makanannya. Biasanya, gangguan makan ini sangat rentan dialami wanita muda, meskipun semua gender dan usia bisa saja mengalaminya.
Baca Juga: Wanita Perlu Waspada, Kerja di Akhir Pekan Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Lalu, apa penyebab seseorang gangguan makan?
Para ahli percaya bahwa gangguan makan bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satunya genetika. Studi terbaru menemukan, anak kembar yang dipisahkan atau diadopsi oleh keluarga berbeda meningkatkan risiko gangguan makan pada mereka.
Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa jika salah satu dari mereka mengalami gangguan makan, satu lainnya kemungkinan mengembangkan gejala yang sama sekitar 50 persen.
Selain itu, kepribadian seseorang juga bisa meningkatkan risiko gangguan makan, seperti neurotisme, perfeksionisme dan impulsif. Penyebab lainnya adalah tekanan, preferensi budaha dan media sosial.
Jika Anda melihat gejala-gejala seseorang mengarah pada gangguan makan, sebaiknya segera membawanya ke ahli untuk mengatasinya lebih awal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan