Suara.com - Di Indonesia, ganja masih dinilai sebagai tanaman ilegal. Sedangkan di beberapa negara sudah membolehkan penggunaan ganja sebagai obat.
Misalnya saja Malaysia, yang kabarnya sudah melegalkan penggunaan ganja untuk kesehatan. kementerian Kesehatan memberi izin warganya untuk menanam ganja sebagai keperluan medis, namun dengan beberapa persyaratan.
Namun, benarkah ganja aman dan efektif digunakan sebagai obat?
Berdasarkan laman drugabuse.gov, sifat obat potensial dari ganja dan komponennya telah menjadi subjek penelitian dan perdebatan sengit selama beberapa dekade.
THC (delta-9-tetrahydrocannabinol) atau kandungan di dalam ganja, telah membuktikan adanya manfaat medis dalam formulasi tertentu.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui obat-obatan berbasis THC, seperti dronabinol (Marinol) dan nabilone (Cesamet), yang diresepkan dalam bentuk pil untuk pengobatan mual pada pasien yang menjalani kemoterapi dan untuk merangsang nafsu makan pada pasien dengan wasting sindrom karena AIDS.
Para peneliti umumnya menganggap obat-obatan seperti ini, yang menggunakan bahan kimia murni berasal dari tanaman ganja lebih menjanjikan secara terapi.
Penggunaan ganja sebagai obat juga menimbulkan masalah lain, seperti dampak buruk kesehatan dari merokok dan gangguan kognitif yang diinduksi oleh THC.
Kekhawatiran lain dari ganja medis adalah sedikitnya pengetahuan tentang dampak jangka panjang dari penggunaan ganja pada orang dengan saya tahan tubuh rendah, seperti orang tua, pengidap kanker, AIDS, penyakit kardiovaskular, atau penyakit neurodegeneratif.
Baca Juga: Malaysia Akan Izinkan Warganya Tanam Ganja untuk Keperluan Medis
National Institute on Drug Abuse (NIDA) menyarankan untuk adanya penelitian lebih lanjut terkait dampak jangka panjang penggunaan ganja medis pada pasien yang telah diberikan obat ini.
Berita Terkait
-
Bantuan Banjir Berujung Ricuh: Influencer Aisar Khaled Ditegur Warga di Bali, Kenapa?
-
RilisanPeringkat FIFA Bulan September dan Intimidasi Malaysia yang Siap Kudeta Pasukan Garuda
-
Ranking FIFA September: 3 Raksasa ASEAN Saling Pepet, Indonesia Terancam Rival Paling Berisik!
-
Inul Daratista Siap Goncang Malaysia, Comeback setelah 2 Dekade
-
Liga Champions Asia Elite Jadi Ajang Bentrok Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia dan Malaysia
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025