Suara.com - Migrain tak hanya menyakitkan, tetapi juga menganggu aktivitas sehari-hari. Migrain biasanya berlangsung dari 4 hingga 72 jam.
Pemicunya bisa bermacam-macam, mulai dari hal kecil hingga hal yang cukup berbahaya. Untuk itu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika sakit kepala berlangsung lebih dari tujuh hari.
Sementara itu, pengobatan migrain biasanya dengan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Selain itu, Anda juga perlu mengetahui pemicu migran sehingga bisa mengatasinya. Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan migrain dilansir dari thehealthsite.
1. Stres
Stres bisa menyebabkan sakit kepala, terutama pada wanita. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, migrain lebih mungkin terjadi karena kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan.
Anda bisa mengurangi stres dengan mengonsumsi makanan sehat, seperti produk susu dan sayuran berdaun hijau. Lakukan juga latihan relaksasi seperti yoga dan meditasi ditambah tidur yang cukup.
2. Perubahan iklim
Perubahan cuaca juga bisa memicu migrain. Hujan deras atau panas terik bisa meningkatkan panas dan kelembapan. Hal ini bisa menyebabkan dehidrasi dan migrain.
Baca Juga: Migrain Ganggu Rutinitas Harian, Ini 3 Cara yang Bisa Dilakukan
Apakah Anda merasa sakit kepala di salah satu sisi saat sedang menstruasi? Hal ini kemungkinan karena ketidakseimbangan hormon estrogen yang memengaruhi bahan kimia otak dan menyebabkan rasa sakit.
Tingkat estrogen akan turun selama siklus menstruasi dan bisa menyebabkan migrain. Untuk mengatasi migrain yang diakibatkan oleh hormon, Anda bisa mengonsumsi makanan seperti biji labu, kacang-kacangan, okra, bayam, kacang hitam, sereal gandum. Makanan tersebut bisa meningkatkan kadar estrogen.
4. Simulasi sensorik
Kamar penuh sesak, layar lebar, suara yang memekakkan telingga, lampu terang, aroma yang kuat, semua hal tersebut bisa memicu migrain pada seseorang.
Ketika saraf sensorik kelebihan beban karena ransangan eksternal ini, bisa menyebabkan rasa sakit di satu sisi otak, yaitu sisi di mana otak kelebihan beban.
Berita Terkait
-
Ketika Stres Diam-Diam Bikin Tubuh Sakit, Dokter Indonesia Angkat Isu Ini ke Eropa
-
Review Film Gereja Setan: Horor Mencekam yang Mengguncang Jiwa dan Iman
-
Uniknya Cara Healing Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Bikin Netizen Ngakak: Wah, Sama Pak!
-
Benarkah Berat Badan Naik Saat Kurang Tidur dan Stres? Waspada Risiko Obesitas
-
Sinopsis Film Gereja Setan, Terinspirasi Kisah Nyata Mongol Stres
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?