Suara.com - Perbaiki Trotoar, Pemprov DKI Ingin Warga Banyak Jalan Kaki Agar Sehat
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini sedang gencar-gencarnya memperbaiki fasilitas bagi pejalan kaki seperti trotoar hingga jembatan penyeberangan orang (JPO). Trotoar dan JPO dibuat menarik agar semakin banyak orang mau jalan kaki dan naik transportasi umum.
Di balik itu ternyata pemerintah punya niat mulia, untuk membuat masyarakat hidup lebih sehat. Salah satunya mengurangi angka prevalensi diabetes di kota besar yang semakin meningkat.
"Upaya pemerintah sendiri banyak yang mensupport aktivitas bergerak, trotoar diperbesar, jadi orang senang untuk jalan. Kalau kita lihat di sepanjang Jalan Sudirman kalau kita jalan di situ enak sekali, suasana jadi orang senang untuk jalan. MRT di bawah tanah jadi mau nggak mau turun naik tangga," ujar Dr. Dwi Octavia T. L., M.Epid, Kepala Bidang P2P Dinkes DKI Jakarta di Univertas Yarsi, di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).
Angka penderita diabetes juga termasuk mereka yang berisiko dengan perut buncit sebanyak 30 persen dari total penduduk Jakarta. Belum lagi angka perokok sebanyak 6 persen, sekaligus angka konsumsi sayur dan buah masih sangat rendah di Jakarta.
"Orang harus diingatkan kembali menu utamanya, makan sayur dan buah. Belum lagi stres, karena pekerjaan, perjalanan, untung sekarang makin banyak yang pemerintah sasar dengan pembangunan terotoar," jelasnya.
Menurut dr. Octavia jalan kaki memang sangat efektif menekan angka diabetes, mengingat jalan kaki juga salah satu jenis olahraga. Apalagi jika berhasil melakukannya selama 150 menit berjalan kaki dalam satu minggu.
"Maka bisa mengurangi risiko diabetes dibarengi perilaku lain, jadi nggak bisa mengandalkan modalitas, perokok harus berhenti merokok, makan sayur dibiasakan, supaya saling sinergis untuk mengurangi risiko diabetes," paparnya.
dr. Octavia mengatakan kini usia penderita diabetes termuda berada di kisaran 30 tahun. Jika memandang umur yang bergitu muda, dr. Octavia juga mengartikan orang tersebut punya faktor risiko di umur yang jauh lebih muda.
Baca Juga: Bukan Cuma Sehat, Jalan Kaki 15 Menit Juga Bisa Tingkatkan Ekonomi Dunia
"Dari data 2,5 juta yang sudah kita ketahui, faktor risikonya yang kegemukkan 30 persen, itu di Jakarta aja. Kalau angka nasional mungkin lebih rendah. Di Jakarta karena pola hidup lebih mudah, sehingga orang malas untuk bergerak," tutup dr. Octavia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah