Suara.com - Dokter Sebut Vape dan Rokok Sama-sama Berisiko Bikin Kanker Paru, Kenapa?
Kanker paru merupakan salah satu penyakit ganas bagi lelaki yang masih tinggi di Indonesia. Berdasarkan data yang ada dari Kementerian Kesehatan per Januari 2019, angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk lelaki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata–rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk.
Angka kejadian penyakit Kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya pertumbuhan sel kanker paru-paru, salah satu faktor terbesarnya adalah merokok, termasuk rokok elektrik alias vape.
"Di dalam rokok terdapat 2 komponen yaitu ada tar dan nikotin. Nikotin untuk bikin ketagihan atau adiksi, sedangkan kalau tar adalah komponen padat. Ada 6.000 zat kimia dan 40 zat karsinogen langsung yang dapat memicu sel kanker. Selain itu, penggunaan vape sebagai pengganti rokok juga tidak disarankan karena mengandung nikotin," tutur dr. Sita Andarini, SpP(K), PhD, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.
Bahkan menurutnya, risiko bahaya vape untuk paru sudah terbukti ilmiah.
"Saat ini bahkan ada penyakit paru akibat vape yaitu evali, khusus kerusakan paru akibat vape. Bahkan kami melakukan penelitian terhadap para pengguna vape dan menemukan bahwa hasil nikotinnya lebih tinggi dibandingkan perokok biasa," imbuhnya lagi.
dr. Arif R. Hanafi, SpP(K) mengatakan angka tahan hidup pasien kanker bisa diperpanjang jika kanker masih ada dalam stadium I, II, dan IIIa.
"Tujuan kami adalah membuat bagaimana penyakit itu menjadi kronik. Jadi, tidak apa-apa penyakitnya ada tapi tenang. Yang diharapkan pasien kronik dapat bertahan hidup hingga 5 tahun," terangnya.
Dalam rangka mengoptimalkan upaya pencegahan dan pengendalian kanker paru di Indonesia, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyelenggarakan seminar dalam rangka bulan peduli kanker paru bertema 'Pencegahan, Deteksi Dini, dan Pengobatan Kanker paru Terkini' baru-baru ini.
Baca Juga: Langka dan Mematikan, Kanker Paru ALK Positif Bisa Diobati di Indonesia?
Dalam seminar ini dibahas juga rangkaian tema besar mengenai kanker paru mulai dari Prosedur diagnostik kanker paru terkini, pengobatan presisi pada kanker paru bukan sel kecil, Landscape pengobatan kanker paru bukan sel kecil, Perawatan paliatif pada kanker paru, Peran radiologi pasca terapi kanker paru, dan Peranan patologi klinik pada evaluasi terapi kanker paru.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
-
Usai Dilantik, Menkeu Purbaya Langsung Tanya Gaji ke Sekjen: Waduh Turun!
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!