Suara.com - Cegah Gangguan Jiwa, Jurnalis Wajib Lakukan Me Time dan Ikut Gathering
Pekerjaan sebagai jurnalis atau wartawan diakui rentan dengan tekanan dan stres tinggi. Jadi tidak heran pekerjaan ini rentan terhadap depresi hingga gangguan mental.
Mengatasi hal ini, Psikolog Sustriana Saragih menyarankan para jurnalis untuk tidak lupa melakukan 'me time' untuk merilis stres, sehingga tidak membebani mental. Sedangkan hal yang wajib dilakukan perusahaan media, yakni menyediakan waktu para jurnalisnya untuk tidak memikirkan pekerjaan, salah satunya dengan menggelar gathering.
Tapi ia mengingatkan gathering tidak dilakukan sambil bekerja dan memikirkan berita, melainkan fokus pada peningkatan kualitas mental jurnalisnya. Misalnya, diberikan materi seputar kualitas hidup.
"Mungkin bisa berfokus pada hal-hal yang bisa meningkatkan sumberdaya manusia, bisa tentang leadership, jadi jurnalis hidupnya bukan cuma bekerja, ada sisi lain yang perlu ditingkatkan juga," ujar Sustri kepada Suara.com saat disambangi di tempat kerjanya di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (5/12/2019)
"Misalnya bagaimana menikmati kepuasan hidup melalui komunikasi dengan pasangan hal-hal seperti itu. Bagaimana mencintai diri sendiri, dengan mengatur pola hidup, lebih ke arah meningkatkan kualitas manusia, di luar aspek pekerjaan," tambahnya.
Sustri melanjutkan, para perusahaan harus percaya saat aspek kesehatan mental karyawannya bahagia atau tanpa beban, maka secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas karyawannya itu sendiri, begitupun dengan jurnalis.
"Jadi kalau manusia bahagia, dia akan lebih produktif di tempat kerja," timpal Sustri.
Baca Juga: Ternyata Masalah Gangguan Jiwa Bisa Muncul Sekaligus, Ini Sebabnya
Kalau perlu kata Sustri, selain gathering diisi dengan hal menggembirakan, bisa juga menggandeng ahli seperti psikolog maupun praktisi emotional healing untuk mengisi sesi-sesi khusus. Acara ini ampuh membuang racun atau energi negatif dalam tubuh. Mengingat secara tidak langsung jurnalis sering terpapar hal-hal negatif.
"Tadi kan jurnalis pergi ke lapangan menyaksikan ada yang anak diperkosa, istri yang dipukuli. Perilaku kriminalistas pembunuhan, itu kan sebenarnya, sadar tidak sada berkontribusi terhadap diri mereka sendiri itu. Apa yang disaksikan akan terekam, disaksikan negatif itu akan terekam emosi negatif berkontribusi terhadap emosi negatif," paparnya.
"Di sesi-sesi gathering bisa dibawakan trauma healing atau detox emosi negatif, jadi mereka healing dulu dari emosi negatif yang mereka alami yang mereka terima di lapangan," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?