Suara.com - 15 Tahun Tsunami Aceh, Korban Anak-Anak Masih Butuh Perhatian
Lima belas tahun lalu, pilu merundung Aceh. Bencana tsunami yang menelan korban lebih dari 170.000 jiwa menyebabkan ribuan anak terpisah dari keluarga mereka. Mereka kehilangan pengasuhan, kehidupan, dan bahkan sarana pendidikan juga ikut tersapu dahsyatnya gelombang.
Tetapi, harapan tidak sirna. Berbagai cara pemulihan dilakukan oleh banyak pihak, agar anak-anak Aceh terus berjuang untuk bangkit dari masa lalu agar dapat menata masa depan yang cerah.
Lembaga non pemerintah yang fokus kepada pengasuhan anak berbasis keluarga, merupakan lembaga yang hingga kini bekerja bagi anak-anak dan keluarga di Aceh. Setahun pasca bencana, dua desa anak didirikan di Lamreung, Aceh Besar (Banda Aceh) dan Meulaboh, Aceh Barat yang menjadi rumah bagi 250 anak.
"SOS Children’s Villages selalu bekerja untuk jangka panjang. Kami mulai bekerja di Aceh tahun 2005 dengan membangun 3 desa untuk mengasuh 450 anak yang kehilangan orangtua. Kemudian, mendirikan 525 rumah untuk keluarga yang kehilangan tempat tinggal, juga membangun 3 sekolah yang menampung 1000 siswa, hingga lebih dalam lagi membantu masyarakat dan komunitas yang membutuhkan dukungan," ucap Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia dalam acara yang dihadiri Suara.com di Galeri Indonesia Kaya, Kamis (26/12/2019).
Setelah 15 tahun tidak sedikit anak-anak pejuang tsunami kini telah meniti masa depan mereka masingmasing dengan penuh harapan dan semangat. Bahkan, salah satu anak SOS Children’s Village Banda Aceh, Monalisa mampu membuktikan dirinya berhasil masuk ke SMA Favorit hingga menjadi perwakilan remaja dalam menyampaikan suara anak-anak Indonesia di kancah internasional. Saat ini, Monalisa dan remaja lainnya juga berjuang membantu adik-adiknya yang masih mengejar mimpi.
Membawa harapan dan komitmen untuk mewujudkan mimpi, juga menggerakkan banyak orang baik melakukan aksi kemanusiaan. Pada tanggal 18-21 November lalu, lima pelari tanah air melakukan misi kebaikan dengan berlari selama 4 hari sejauh 250 km dari Meulaboh (titik nol tsunami) menuju Banda Aceh melalui kegiatan Run to Care Aceh 250 KM. Lima pelari hebat ini adalah Nicky Hogan, Carla Felany, Gatot Sudariyono, Vonny Anggraini, dan Beny Syaaf Jafar.
Mereka berlari, melintasi jejak tsunami Aceh, dan mengajak para orang baik untuk ikut bergerak bersama mewujudkan mimpi anak Aceh yang hebat melalui donasi yang selama 3 bulan terkumpul sebesar Rp 413.821.171 bagi ratusan anak di SOS Children’s Village Banda Aceh. Bukan hanya kisah anak-anak yang terus berjuang, tapi di balik itu juga orang-orang yang selama 15 tahun tidak pernah lelah dalam memperjuangkan hak-hak anak Indonesia.
"Langkah kaki kita untuk memperjuangkan mimpi anak-anak Indonesia tidak pernah usai. Karena semua yang kita lakukan selalu dalam satu tujuan yang sama, bersama-sama untuk anak Indonesia," ucap Alminazul Kamal, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh.
Baca Juga: Air Mata dan Doa di Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan