Suara.com - Kanker testikular merupakan salah satu jenis kanker yang sangat jarang terjadi. Sesuai namanya, kanker tersebut menyerang organ kelamin laki-laki yang memproduksi hormon dan sperma.
Namun ada kabar baik dari pengobatan jenis kanker ini. Dikatakan tim peneliti, yang dimuat di dalam jurnal European Urology, satu siklus kemo sama efektifnya dengan dua siklus.
Pendekatan pengobatan yang lebih pendek ini dianggap lebih baik dan lebih murah serta dapat mengurangi efek samping jangka panjang pada pasien kanker.
Kanker testikular sendiri sangat jarang terjadi. Di Inggris, terdapat sekitar 2.400 orang pasien yang didiagnosis mengidap kanker testikular.
Hal yang mengerikan dari kanker ini adalah bagaimana banyak dari pengidapnya merupakan lelaki usia muda. Kanker jenis ini umum terjadi pada mereka yang berusia antara 15 hingga 49 tahun.
Sebagian besar orang yang didiagnosis (98%) bertahan hidup selama setidaknya 10 tahun setelah kanker pertama kali terdeteksi.
Karena alasan itu juga, banyak dari pasien dan penyintas memerlukan pengobatan yang sangat panjang, bahkan sampai seumur hidup mereka, hingga hal itu dapat mengurangi kualitas hidup.
Namun lewat penelitian yang dilakukan oleh Institute of Cancer Research, London, dan University Hospitals Birmingham NHS Foundation Trust, akhirnya ada efek samping yang dapat dikurangi dari proses pengobatan tersebut.
Pasien dalam uji coba yang dianggap berisiko tinggi terkena kanker kembali, hanya diberikan satu kali kemoterapi.
Baca Juga: Pejuang Kanker Menari saat Kemoterapi, Pernah Disemangati Lisa Blackpink
Dua tahun kemudian, kanker hanya kambuh pada 1,3% lelaki yang jumlahnya kira-kira sama dengan mereka yang memiliki dua program standar.
Prof Robert Huddart dari Institute of Cancer Research mengatakan, "Mengurangi dosis kemoterapi secara keseluruhan dapat menyelamatkan laki-laki muda yang memiliki seluruh hidup mereka di depan mereka dari efek samping jangka panjang, dan juga berarti mereka akan memerlukan lebih sedikit kunjungan ke rumah sakit untuk perawatan mereka. Percobaan baru ini sudah mengubah praktik klinis pada skala global."
Kemoterapi sendiri dapat merusak sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi, merusak organ termasuk ginjal. dan memengaruhi kesuburan.
Prof. Emma Hall, ilmuwan lain di institut itu, mengatakan bahwa penelitian tersebut telah menemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa kemoterapi kanker testikular dapat dengan aman dikurangi dari dua siklus menjadi hanya satu. "Ini membuat perawatan lebih pendek, lebih baik, dan lebih murah."
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat