Suara.com - Beberapa waktu yang lalu perubahan tubuh penyanyi Adele cukup membuat penggemar terkesima. Pasalnya, penampilan perempuan berusia 31 tahun tersebut terlihat lebih ramping.
Menurut kabar, Adele telah kehilangan sekitar 22 kilogram berat badannya setelah menyewa pelatih pribadi dan menjalani diet sirtfood.
Tidak hanya Adele saja, adik dari Duchess of Cambridge, Pippa Midleton juga dinyatakan sebagai penggemar diet ini.
Dilansir NY Post, diet sirtfood berasal dari ahli gizi asal Inggris Aidan Goggins dan Glen Matten. Mereka berdua menerbitkan buku diet sirtfood pada 2016 silam di negara Ratu Elizabteh II tersebut.
Diet yang berfokus pada makanan kaya protein sirtuin ini diklaim dapat membantu Anda menurunkan berat badan hingga 3 kilogram dalam seminggu.
BBC melaporkan, pendekatan diet ini ada dua fase. Fase awal berlangsung selama satu minggu dan melibatkan pembatasan kalori hingga 1000 kkal selama tiga hari dengan mengonsumsi tiga jus sayur sirtfood dan satu makanan yang kaya akan sirtfood juga.
Fase kedua diketahui sebagai fase pemeliharaan yang berlangsung 14 hari di mana berat badan akan turun secara stabil. Untuk jangka panjang, orang hanya mengonsumsi tiga makanan seimbang yang kaya sirtfood dan satu jus hijau sirtfood dalam sehari.
Sayangnya, tidak semua ahli gizi berpendapat sama.
Martha McKittrick, ahli gizi dari Manhattan mengatakan bahwa diet ini masih 'samar'. Hal ini juga didukung oleh pernyataan ahli gizi dari Mayo Clinic, Grace Fjeldberg.
Baca Juga: Terlihat Ramping saat Berlibur, Rupanya Adele Lakukan Diet Sirtfood
"Tidak semua orang hasilnya akan terlihat seperti Adele," tutur Grace Fjeldberg.
Menurut ahli gizi Emer Delaney, ia tidak akan merekomendasikan diet ini kepada pasien-pasiennya.
"Bertujuan untuk memiliki 1000 kkal selama tiga hari berturut-turut adalah sangat sulit dan saya percaya mayoritas orang tidak akan mampu mencapainya," tutur Emer Delaney, dilansir BBC Good Food.
Ia juga tidak setuju dengan pembatasan makanan yang dikonsumsi. Diet sirtfood hanya akan mengonsumsi makanan kaya sirtuin.
"Jangan membahayakan kita, saya tidak akan merekomendasikan ini setiap hari. Kita juga harus makan campuran buah-buahan dan sayuran yang berbeda dan bukan hanya yang ada dalam daftar," tambahnya.
Tapi, Delaney menyarankan, sebelum memilih program diet, lebih baik berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu untuk memastikan diet tersebut sesuai dengan kapasitas tanpa adanya risiko kesehatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial