Suara.com - Autopsi Jenazah Lina Jubaedah Jadi Perhatian, Ini Proses dan Prosedurnya
Pemberitaan autopsi jenazah Lina Jubaedah, ibu dari Rizky Febian yang juga merupakan mantan istri Sule ini cukup mencuri perhatian khalayak.
Semua orang pun bertanya-tanya kenapa dan untuk apa mayat Lina Jubaedah diautopsi.
Penasaran seperti apa sebenarnya proses autopsi mayat dan apa yang dihasilkan, yuk baca pemaparannya yang dilansir dari Suara.com dari Hello Sehat di bawah ini.
Apa tujuan autopsi mayat?
Autopsi mayat adalah prosedur untuk mencari tahu tentang sebab, cara, kapan, dan bagaimana seseorang meninggal. Menurut NHS, autopsi mayat biasa dilakukan pada kasus kematian yang:
- Tidak diharapkan, seperti kematian tiba-tiba pada bayi
- Tindak kekerasan (KDRT/Bullying/kekerasan seksual/pembunuhan yang disengaja dan tidak/kriminal lainnya)
- Tidak natural atau mencurigakan, misalnya tindakan bunuh diri, overdosis obat, diracun
- Korban kecelakaan
- Kematian yang terjadi setelah suatu prosedur di rumah sakit, seperti kematian setelah pembedahan
- Tidak diketahui penyebabnya
- Autopsi mayat juga dilakukan untuk kepentingan penelitian medis di berbagai lembaga penelitian, termasuk di kampus kedokteran, misalnya mengetahui bagaimana suatu penyakit bisa menyebabkan kematian.
Apa yang terjadi pada saat autopsi mayat?
Autopsi mayat biasa dilakukan oleh dokter ahli patologi atau dokter forensik.
Autopsi mayat harus dilakukan secepat mungkin, biasanya dua hingga tiga hari setelah kematian seseorang. Pada dasarnya, semakin cepat, semakin baik.
Baca Juga: Soal Racun di Jasad Lina Jubaedah eks Sule, Begini Penjelasan Polisi
Pertama kali dokter akan melakukan pemeriksaan eksternal tubuh. Semua fakta mengenai kondisi tubuh direkam dan dicatat.
Mulai dari tinggi dan berat badan, bentuk gigi, warna mata, goresan atau bekas luka, hingga tato atau tanda lahir yang bisa dijadikan sebagai bukti identitas.
Rekaman bisa dengan menggunakan kamera foto sebanyak dan seakurat mungkin melingkupi keseluruhan detil tubuh. Kemudian dilakukanlah bedah internal.
Pembedahan mayat dilakukan untuk memeriksa kondisi organ dalam tubuhnya. Misalnya untuk melihat adanya residun kandungan racun atau residu zat lain dalam jantung, paru, ginjal, hati, hingga isi perut yang mungkin menjadi penyebab kematiannya.
Pembedahan juga dilakukan untuk melihat adanya kerusakan organ untuk memastikan penyebab kematiannya jika tidak ditemukan residu zat mencurigakan.
Pembedahan dilakukan dengan membuat sayatan besar di badan mayat berbentuk huruf Y atau U, dimulai dari kedua sisi bahu hingga ke daerah tulang pinggul.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?