Suara.com - Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan FKKMK UGM memberi tahu hasil penelitiannya terkait Stunting dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berkeadilan di Gedung Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM pada Senin, (27/1/2020).
Menurut PKMK FKKMK UGM, stunting perlu mendapat perhatian khusus dari kebijakan pemerintah. Karena, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai salah satu isu kesehatan prioritas selain JKN.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memiliki batas toleransi kasus gizi buruk bagi suatu negara, maksimal 20 persen dari jumlah keseluruhan balita dan kasus stunting di Indonesia telah melebihi batas tersebut.
Hasil Riskesdas 2013 dan 2018 menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting di Indonesia. Namun, pemerintah tetap meneruskan program nasional percepatan penanggulangan stunting karena penurunan ini belum merata ke semua wilayah.
Khususnya daerah dengan sumber daya terbatas dan hambatan dari segi akses, ternyata masih memiliki prevalensi stunting yang tinggi.
Stunting sendiri mencerminkan kondisi gagal tumbuh terutama pada periode seribu hari pertama kehidupan. Sehingga berat badan anak cenderung sulit naik karena kurangnya asupan makanan bergizi dan jatuh sakit berulang.
Digna Purwaningrum, peneliti dari PKMK FKKMK UGM pun mengatakan berat badan anak yang tidak naik dalam jangka waktu panjang merupakan ssalah satu tanda stunting.
"Skrining awal stunting didiagnosis dari tinggi badan, tapi itu hanya bersifat dugaan. Kondisi ini perlu ada pemeriksaan dari profesional kesehatan," kata Digna Purwaningrum dalam press conference mengenai JKN di Gedung Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM pada Senin, (27/1/2020).
Digna Purwaningrum mengatakan jika berat badan anak tidak mengalami kenaikan selama 3 bulan berturut-turut, sebaiknya orangtua segera membawa ke rumah sakit. Sehingga dokter spesialis anak akan mengetahui anak mengalami stunting atau tidak.
Baca Juga: Dampak Virus Corona, PBSI Batal Kirim Pemain ke China Masters 2020
Adapun dampak stunting meliputi spektrum yang sangat luas, seperti penurunan kualitas sumber daya manusia akibat menurunkan kualitas kognitif hingga penurunan produktivtas kerja.
Stunting juga berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas pada usia dewasa dan penyakit degeneratif pada usia lanjut.
Masalah terkait gizi di masa mendatang sebenarnya masih bisa dicegah. Karena itu, ada rekomendasi penyelesaian masalah stunting dari PKMK, seperti penangan community based approach.
Penanganan masalah gizi perlu dilakukan melalui pendekatan individual dengan konseling gizi di Puskesmas. Tetapi, sekarang masih ada beberapa puskesmas yang tidak memiliki petugas gizi terlatih untuk memberikan konseling.
Pendekatan secara lebih luas adalah pendekatan komunitas. Sebagian program gizi masyarakat sudah disampaikan melalui pendekatan ini.
Namun, pendekatan ini cenderung bertumpu pada sosok kader yang mengelola program dengan bimbingan puskesmas. Padahal sosok kader sendiri cenderung memiliki banyak tugas dari satu program sehingga menjadi beban berlebih dan tidak fokus.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan