Suara.com - Jumlah kasus kematian virus corona Wuhan makin meningkat setiap harinya. Hingga Selasa (28/1/2020) terdeteksi ada lebih dari 4000 kasus dan 106 dilaporkan meninggal dunia.
Namun, seorang perawat perempuan dari Wuhan, China, mengklaim sebenarnya jumlah dari orang terinfeksi virus lebih dari jumlah tersebut.
Perawat tersebut membuat video pernyataan, yang belum tentu terverifikasi, mengatakan bahwa sebenarnya ada sekitar 90 ribu orang di China yang telah terinfeksi virus corona baru (2019-nCoV).
"Aku saat ini berada di Distrik Hankou yang terinfeksi di Wuhan. Biarkan aku memberi tahu kalian tentang situasi Provinsi Hubei dan China saat ini," tuturnya dalam video tersebut.
Dilansir World of Buzz, ia mengatakan pada Senin (27/1/2020), setidaknya ada lebih dari 90 ribu orang terinfeksi.
"Berapa tingkat infeksinya? Tanpa karantina langsung atau pengobatan yang efektif, satu orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ke 14 (orang) terdekat. Tingkat infeksi sangat tinggi," sambungnya.
Meski ini hanya klaim oleh seorang perawat Wuhan, tidak mengherankan karena rumah sakit di China diduga sangat penuh sesak sehingga pasien yang terinfeksi berbaring tak bernyawa di lantai sambil menunggu perawatan karena kekurangan staf di rumah sakit.
Ternyata peneliti Inggris sependapat dengan penilaian perawat tersebut. Profesor Neil Ferguson dari Imperial College mengatakan kepada The Guardian bahwa 'tebakan terbaik' adalah total 100 ribu orang yang terinfeksi, tetapi hanya beberapa ribu kasus yang telah dikonfirmasi.
Apa yang membuat virus Wuhan begitu mematikan adalah bahwa orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ke orang lain selama masa inkubasi, bahkan sebelum gejalanya muncul, menurut BBC.
Baca Juga: Lindungi Atlet dari Virus Corona, NOC Indonesia Konsultasi dengan Kemenkes
Artinya, orang di bandara dan pemeriksaan suhu mungkin sudah terinfeksi dan menulari orang lain, tetapi diizinkan lewat karena mereka tidak memiliki gejala.
Sementara itu, pasien termuda yang terinfeksi oleh virus corona adalah bayi berusia sembilan bulan, yang melakukan kontak dengan pasien lain di Hubei, China.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke