Suara.com - Para ahli di Rumah Sakit Universitas Greifswald Jerman mengatakan kasus virus corona di Inggris bisa menyebar dan bertahan hidup empat kali lebih lama dari flu.
Penelitian baru menunjukkan virus ini jauh lebih sulit untuk dibunuh daripada bug biasa, karena penyebarannya sangat cepat.
Dalam hal ini, fasilitas umum menjadi salah satu tempat yang mempercepat dan mempermudah penularan virus corona.
"Di rumah sakit ini, pegangan pintu, tombol pemanggil perawat, meja, tempat tidur, bingkai hingga benda-benda umum lainnya bisa menularkan virus corona, baik benda yang terbuat dari logam maupun plastik," kata Profesor Gunter Kampf, penulis utama dalam penelitian di RS Universitas Greifswald dikutip dari Mirror.
Menurut mereka, biasanya flu bertahan hidup di permukaan yang keras atau benda mati lalu menginfeksi orang hidup selama 24 hingga 48 jam. Tetapi, virus corona yang mengontaminasi benda mati bisa bertahan hidup selama 9 hari untuk menularkannya ke orang hidup.
"Suhu rendah dan kelembapan udara tinggi semakin meningkatkan umur mereka," kara Profesor Kampf.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Hospital Infection ini muncul ketika jumlah kematian virus corona terbaru dari Wuhan ini sudah mencapai 900 orang.
Profesor Kampt juga menjelaskan analisis dari 22 studi mengungkapkan bahwa virus corona ini mirip dengan kasus SARS, MERS dan virus corona endemik (HcOv). Karena virus terbaru ini bisa bertahan hidup di benda mati, seperti logam, kaca atau plastik selama 9 hari.
Profesor Eike Steinmann, kepala Departemen Molekul dan Virologi Medis di Ruhr-University Bochum, pun mencari tahu fakta ini dan cara mengatasinya.
Baca Juga: 25 Tahun Cuma Makan Daun Segar dan Kayu, Pria Ini Tak Pernah Jatuh Sakit!
Hasilnya menunjukkan disinfektan dan pemutih yang mengandung etanol, hidrogen peroksida atau natrium hipoklorit paling efektif mencegah penularan virus corona melalui benda mati di tempat umum.
Berita Terkait
-
Warga Jember Geram, Jembatan Dirusak Paksa Demi Truk Sound Horeg Bisa Melintas
-
Halte Transjakarta Senen Sentral Berganti Nama Jadi Jaga Jakarta
-
Bukan Massa Aksi Biasa, Aktivis Sebut Pembakar Fasilitas Umum Punya Kemampuan Aparat Tingkat Tinggi
-
Pakai Dana Darurat Rp 900 Miliar, Pemerintah Bantu Perbaiki Fasum yang Dirusak Massa
-
Polisi Tangkap Pelaku Pembuat Kerusuhan, Kapolri: Jumlah Akan Terus Bertambah
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?