Suara.com - Bukan Gangguan Jiwa, Ini Alasan Seseorang Ganti Jenis Kelamin Menurut Psikiater
Perbincangan mengenai penggantian jenis kelamin mencuat, pasca polisi mengungkap jenis kelamin Lucinta Luna yang ditangkap karena kasus penyalahgunaan narkoba.
Dalam keterangannya, polisi menyebut Lucinta Luna sudah mengganti jenis kelamin secara hukum sejak Desember 2019 lalu. Publik pun mempertanyakan alasan seseorang mengganti jenis kelaminnya, apakah karena gangguan jiwa?
Anggapan ini dibantah keras oleh dr Alvina, SpKJ, psikiater dari RS Awal Bros. Dikatakan dr Alvina, orang yang melakukanperubahan jenis kelamin atau yang biasa disebut transgender tidak ada hubungannya dengan gangguan jiwa.
Ia mengatakan masyarakat perlu memahami bahwa transgender bukan sebuah penyakit sehingga tidak ada upaya di bidang medis untuk menyembuhkannya. Terdapat beberapa hal yang membuat seseorang mengubah jenis kelaminnya, misal orang tersebut merasa dirinya dilahirkan dengan jenis kelamin yang salah.
"Orang-orang yang memutuskan untuk mengubah jenis kelamin biasanya merasa dirinya tidak nyaman dengan jenis kelaminnya saat lahir," ujar Alvina, dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (14/2/2020).
Seorang transgender biasanya memang sejak dini merasa bahwa dirinya terperangkap dalam tubuh yang salah. Biasanya, transgender akan berusaha mengubah dirinya menjadi sesuai dengan jenis kelamin yang ia rasakan sebagai jenis kelaminnya.
Mengubah diri tentunya perlu waktu, tenaga, dan biaya sehingga perubahan juga disesuaikan dengan kondisi tersebut dan tentunya juga memikirkan faktor lingkungan.
"Transgender sendiri termasuk identitas gender sehingga bukan sesuatu gangguan jiwa yang membutuhkan terapi. Terapi psikiatri diperlukan bila seseorang mengalami gangguan jiwa, termasuk bila seorang transgender mengalami gangguan jiwa," ujarnya lagi.
Baca Juga: Terapi Hormon Transgender Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental, Benarkah?
Identitas gender adalah pengalaman internal dan individual yang mendalam mengenai gender, sehingga seseorang tentu menghayatinya untuk dirinya sendiri. Para transgender sendiri pada umumnya tidak mempengaruhi orang lain untuk ikut mengubah
jenis kelaminnya.
Biasanya, para transgender akan merasa menjadi dirinya yang seutuhnya dan sebenarnya ketika mengubah jenis kelaminnya. Sama halnya seperti pergaulan cisgender, pergaulan transgender sendiri tentu berbeda-beda.
Cisgender sendiri adalah orang yang memiliki identitas gender yang sama dengan jenis kelamin saat lahir. Para transgender akan menjalani kehidupan seperti cisgender atau manusia pada umumnya setelah melakukan perubahan kelamin.
"Setelah mengubah jenis kelaminnya, para transgender berharap bisa merasa lebih baik, lebih tenang, dan lebih damai karena sudah menjadi dirinya secara utuh," terangnya lagi,
Dampak yang dirasakan transgender setelah mengubah jenis kelamin tentu berbeda-beda. Ada yang mengalami bullying, stres, dan mungkin juga depresi. Nah, gangguan jiwa seperti depresi inilah yang membutuhkan terapi, bukan karena keinginan mengganti jenis kelaminnya.
"Sekali lagi, transgender itu sendiri bukan merupakan penyakit yang harus dilakukan terapi. Namun, mungkin dalam prosesnya, para transgender akan menjadi terbuka tentang transgender-nya dan mengalami penolakan atau ejekan atau hinaan yang bisa berdampak pada mentalnya sendiri. Pastinya, transgender akan merasa tidak nyaman saat masyarakat menghakimi atau mengejeknya," ungkapnya lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja