Suara.com - Setiap hari, ada jutaan ton plastik yang dibuang dan digunakan. Semua plastik ini bisa dipecah menjadi potongan-potongan berdiameter kurang dari 0,2 inci.
Mikroplastik yang digunakan dalam barang-barang rumah tangga ini juga akan berakhir di perairan. Sehingga sekitar 8,8 juta ton plastik mencemari lautan setiap tahunnya.
Akibatnya, organisme laut seperti ikan, kerang hingga tiram akan menelan mikroplastik ini. Lalu, kita juga akan menelannya ketika mengonsumsi organisme laut tersebut.
Lalu, apa yang akan terjadi pada tubuh kita ketika menelan mikroplastik? Dilansir oleh Organic Welcome, berikut ini 5 hal yang perlu kita waspadai.
1. Phthalates dan reproduksi
Plastik terbuat dari ftalat, yakni bahan kimia yang membuat plastik fleksibel. Adapun sejumlah phthalate termasuk DBP, BBP, DEHP, DINP, DnOP dan DIDP.
Ada tiga jenis phthalate di antaranya yang dilarang untuk membuat mainan bayi. Tetapi, 3 jenis itu tidak dilarang untuk tujuan lain.
Selain itu, dua diantara beberapa jenis phthalate juga bisa menyebabkan kerusakan reproduksi pada tikus jantan. Hal ini terkait dengan endometriosis wanita, yang menyebabkan masalah perkembangan reproduksi pada tikus. Dampak ini juga terlihat pada anak-anak dalam masa puber.
2. Phthalates dan kanker
Baca Juga: WNA Positif Corona yang Meninggal Alami Hipertensi, Diabetes dan Paru
Sebagian besar ftalat pada plastik juga berhubungan dengan risiko kanker. Hasil tes laboratorium mengetahui phthalates bisa memicu pertumbuhan sel kanker payudara dan menyebabkan tumor pada tikus.
Tetapi, belum diketahui hubungan langsung phthalates dengan kanker pada manusia. Jika orang tidak menderita kanker karena pajanan, seseorang mungkin akan iritasi kulit dan mata. Hal ini juga menyebabkan mual, pusing dan muntah.
3. Radikal bebas dan demensia
Mikroplastik dapat menumpuk di hati tikus, ginjal dan usus. Saat tikus diberi makan mikroplastik, zat ini akan meresap melalui dinding usus ke dalam aliran darah. Lalu, hati tikus yang penuh mikroplastik akan menyebabkan radikal bebas tingkat tinggi .
Sedangkan, ketidakseimbangan radikal bebas berhubungan dengan diabetes, aterosklerosis (pembuluh darah yang mengeras), tekanan darah tinggi, kanker, penyakit jantung, kondisi seperti parkinson dan alzheimer serta peradangan kronis.
4. Bisphenol A (BPA) dan impotensi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan