Suara.com - KLB Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sikka, Korban Anak Meninggal Tinggi
Demam berdarah dengue (DBD) masih menghantui Indonesia. Dilaporkan Kementerian Kesehatan RI, hingga Rabu (11/3/2020) total kematian akibat DBD mencapai 104 jiwa.
Dari angka 104 tersebut, 32 kematiam tertinggi berada di Nusa Tenggara Timur, 14 di antaranya berasal dari Kabupaten Sikka. Kabupaten ini juga memiliki kasus tertinggi di tahun 2020, yakni sebanyak 1.216 kasus.
"Dalam 10 tahun ini mereka selalu mengalami angk yang cukup besar untuk penyakit DBD. Tapi ya kembali memang faktor perilaku sangat mempengaruhi," papar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, di Gedung Kemenkes, Rabu (11/3/2020).
Kabupaten Sikka masih ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Status KLB dinyatakan 7 hari setelah SK Bupati yang menyatakan KLB di kab sikka terjadi. Tapi, setelah 7 hari ternyata tren kasus semakin meningkat juga bertambah.
"Karena itu diperpanjang sampe dengan sudah saat ini sudah tiga kali atau tiga minggu dilakukan perpanjangan. Nanti kita lihat apakah minggu ini akan diperpanjang lagi atau sudah bisa memasukk masa tanggap darurat," lanjutnya.
Kematian di Sikka terbilang cukup tinggi dan di antaranya adalah anak-anak di bawah 15 tahun. Hal ini disebabkan tidak semua puskesmas itu tenaga kesehatannya punya kemampuan yang sama, sementara kasusnya sudah sangat banyak.
Kemudian juga ada faktor bahwa ada masyarakat yang tidak mau dirujuk, sehingga terlambat. Nadia menuturkan, ada satu kejadian korban ke-14 meninggal setelah kurang lebih setengah jam di IGD rumah sakit, saat proses ditolong.
Baca Juga: Kabupaten Sikka Darurat Demam Berdarah, Satu Ranjang Diisi Dua Pasien
Oleh karena itu, ia kembali menjelaskan ada dua faktor yang mempengaruhi jumlah kematian di suatu daerah. Yang pertama tidak boleh terlambat sampai ke rumah sakit, karena puskesmas hanya bisa merawat demam dengue stadium 1 dan 2, selebihnya harus dibawa ke rumah sakit.
"Sikka jaraknya cukup jauh sekitar dua jam untuk merujuk pasien ke rumah sakit. sehingga ketepatan kapan waktu dirujuk itu menjadi kunci," ujar Nadia.
Yang kedua adalah kesiapan layananan di rumah sakit. Pasien menumpuk terutama di IGD akan menjadi risiko besar bagi rumah sakit.
"Demam berdarah itu juga spesifik, dalam kondisi kondisi tertentu tidak bisa dikembalikan kondisinya. Jadi memang ada syok pendarahan dan itu kalau memang sudah berat akan sulit kembali ke kondisi yang baik," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!