Suara.com - Orang dengan penyakit kronis dan lansia dianggap paling berisiko terkena virus corona baru atau penyakit Covid-19 menurut beberapa lembaga dan pakar kesehatan.
Selain rajin mencuci tangan dan menerapkan etika batuk, apa yang dapat mereka lakukan untuk meminimalkan risiko itu?
Menurut Dr. Jake Deutsch, salah satu pendiri dan direktur klinis Speciality Infusion dan Cure Urgent Care, mengenakan masker wajah adalah salah satu langkah tambahan yang dapat mereka ambil.
"Meskipun Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) tidak merekomendasikan populasi umum menggunakan masker wajah, bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, ada alasan untuk lebih berhati-hati jadi saya merekomendasikan untuk menggunakannya," kata Deutsch kepada Fox News.
"Pasien dengan penurunan sistem kekebalan tubuh juga harus terlibat dalam langkah-langkah social distancing dan harus meminimalkan waktu di tempat-tempat umum serta menyentuh hal-hal yang dapat terkontaminasi," tambahnya.
Deutsch mengatakan menjaga pola makan yang sehat juga dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
"Pentingnya diet seimbang untuk mencegah penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh sangat penting," katanya, seraya menambahkan bahwa sebagian besar sistem kekebalan tubuh kita terhubung ke saluran pencernaan.
Komplikasi dari Covid-19 sendiri sangat spesifik untuk tiap individu, bisa mencakup pneumonia dan bahkan gagal napas.
Karena tidak ada cara untuk memprediksi seperti apa proses pemulihan untuk pasien dengan penyakit kronis, perawatan dini dan pemantauan ketat akan sangat penting dalam menentukan seperti apa responsnya, kata Deutsch.
Baca Juga: Pakai Hand Sanitizer untuk Cegah Corona Covid-19, Berapa Lama Efektifnya?
"Hal terbesar yang dapat dilakukan seseorang saat ini adalah fokus untuk tetap sesehat mungkin dengan tidur nyenyak, makan dengan baik, dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan seperti sering mencuci tangan dengan air dan sabun," kata Deutsch.
Deutsch mengatakan jika Anda sakit, segera mungkin hubungi dokter Anda sebelum pergi ke kantor atau ruang gawat darurat.
"Namun selama waktu ini, jika tidak sakit parah, penting untuk tidak membanjiri rumah sakit karena pasien yang mengalami gangguan kekebalan dapat berisiko lebih tinggi untuk terkena lebih banyak penyakit," kata Deutsch.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh