Suara.com - Selama pandemi corona Covid-19 berlangsung, imbauan untuk social distancing dianjurkan oleh banyak pihak termasuk pemerintah.
Social distancing diartikan sebagai jarak sosial yang mengacu pada tindakan yang diambil untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular.
Namun baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih menekankan istilah physical distancing ketimbang social distancing.
Perubahan istilah ini bertujuan untuk pemahaman bahwa yang diperlukan adalah memberi jarak fisik, bukan jarak sosial. Sehingga akan tetap mendorong masyarakat terhubung dengan sesama melalui media sosial.
"Kami berubah untuk mengatakan jarak fisik (physical distancing) dan itu sengaja, karena kami ingin orang-orang tetap terhubung," kata Dr. Maria Kerkhove, seorang ahli epidemiologi WHO dalam jumpa pers, Jumat (20/03/2020), dikutip dari IFL Science.
"Jadi temukan cara untuk melakukan itu (physical distancing), temukan cara melalui Internet dan melalui berbagai media sosial untuk tetap terhubung karena kesehatan mental Anda melalui ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik Anda," jelasnya.
Rekomendasi WHO untuk menggunakan frasa physical distancing dan bukannya social distancing juga telah digemakan oleh orang lain.
"Social distancing adalah istilah yang salah untuk memulai," kata Jamil Zaki, Associate Professor Psikologi di Universitas Stanford.
"Kita harus menganggap waktu ini sebagai 'jarak fisik'untuk menekankan bahwa kita dapat tetap terhubung secara sosial bahkan ketika terpisah. Bahkan, saya mendorong kita semua untuk berlatih 'bersosialisasi dari jauh'," jelasnya.
Baca Juga: Antisipasi Boros Data, Begini Himbauan Menkominfo ke Operator
Hal serupa juga diungkapkan oleh Dr. Jeff Kwong, spesialis penyakit menular dan profesor di Departemen Kedokteran Keluarga dan Komunitas di University of Toronto.
"Kami mulai dengan istilah social distancing dan saya pikir beberapa orang tidak mengerti apa artinya itu, dan mereka khawatir hal itu dapat menyebabkan isolasi sosial," ujarnya seperti dikutip dari Global News.
"Jadi kami merasa bahwa mungkin kami harus benar-benar menggunakan istilah physical distancing, karena ini benar-benar tentang terpisah secara fisik, dan secara sosial kita perlu tetap bersatu tetapi hanya dengan cara virtual."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental