Suara.com - Anjuran Jaga Jarak Kini Jadi 2 Meter, Apa Alasannya?
Pemerintah tidak bosan-bosan mengingatkan jaga jarak alias physical distancing sebagai cara terbaik mencegah penularan virus corona Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan jika droplet atau percikan ludah bisa mencapai radius 1,5 meter. Dan ini berbahaya jika droplet itu mengandung virus.
"Oleh karena itu menjaga jarak untuk setiap kegiatan komunikasi ini menjadi penting, droplet atau percikan ludah (lendir) pada saat orang sakit ini sedang bersin atuk, itu bisa menyebar merata pada radius sampai satu setengah meter," ujar Yurianto di Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (26/3/2020).
Karena percikan ludah atau lendir bisa mencapai 1,5 meter, maka jaga jarak paling aman adalah sejauh 2 meter.
"Oleh karena itulah yang harus kita jaga lebih dari 1 setengah meter atau lebih lengkap lagi kurang lebih 2 meter ini (jarak) yang harus dipertahankan," jelasnya.
Pemberlakuan jarak ini tidak perlu melihat dari mana asal orang tersebut. Seperti DKI Jakarta dengan kasus terbanyak, karena tolak ukur itu bukan jaminan. Mengingat, carier atau pembawa virus corona kebanyakan tidak bergejala atau tidak sakit.
"Artinya siapapun mereka, kita juga harus meyakini karena tidak seluruhnya sebagai pembawa virus ini nampak sebagai orang yang sakit. Sering kali kita dapatkan orang tersebut tidak nampak sakit ataupun hanya terlihat seperti sakit ringan," terangnya.
Sementara itu Yurianto kembali mengungkap bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19. Per Kamis 26 Maret 2020 ada tambahan sebanyak 103 kasus baru. Sehingga jumlah total kasus positif di Indonesia mencapai 893.
Baca Juga: Besesanding Besesandingon, Tradisi Jaga Jarak Orang Rimba Tangkal Penyakit
"(Penambahan kasus) masih didominasi banyak di DKI, sementara di Sulawesi Selatan penambahan cukup banyak 14 orang, ini jadi atensi sekalian," jelas Yuri.
Sedangkan kasus positif menjadi negatif atau dinyatakan sembuh, ada penambahan sebanyak 4 orang. Artinya jumlah total yang berhasil sembuh sebanyak 35 orang.
Begitupun dengan angka kematian, ada tambahan 20 orang meregang nyawa karena Covid-19. Sehingga korban meninggal meningkat dratis mencapai 78 jiwa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!