Tidak lupa, ia juga bercerita tentang makanan darurat atau ransum yang disumbangkan oleh Ikatan Dokter Indonesia.
Ia menceritakan bagaimana makan dan rasa ransum. "Jadi masaknya di dalam kotak, ada nasinya juga. Terus ini rasa nasi sambel goreng daging. Jadi di dalamnya ada dagingnya. Enak kok, beneran enak saya tidak bohong," ujar Debryna yang selalu tersenyum.
Debryna mengaku rindu dengan keadaan dunia seperti dulu, seperti jalan-jalan ke luar dan mengunjungi restoran yang baru buka.
"Virus itu tidak bisa dilihat, bahkan waktu masuk dalam tubuh kita saja kita tidak tahu. Sampai akhirnya kita tiba-tiba sakit dan menular. Terus terang waktu teman-teman saya tanya bagaimana rasanya mau masuk ke Wisma Atlet itu, saya takut."
Satu hal yang sangat dibutuhkan Debryna dan ribuan tenaga kesehatan lainnya, tetap tinggal di rumah dan jaga jarak.
Sebagai manusia, tenaga kesehatan juga merasakan ngeri yang sama besarnya dengan awam biasa.
Itu pula yang dirasakan oleh Dicki, seorang dokter ahli paru yang bertugas di Cirebon, Jawa Barat.
Ia menceritakan dilema yang dihadapi saat memeriksa pasien corona Covid-19.
Kata Dicki, ada rasa takut dan kasihan pada waktu yang sama. "Ketika melakukan pemeriksaan pasien itu rasanya tidak aman, takut, merasa kasihan dengan pasien. Tapi kami juga memikirkan bagaimana keluarga kita di rumah kalau misalkan kita ada apa-apa," kata Dicki melalui aplikasi Whatsapp kepada BBC Indonesia.
Baca Juga: Kabar Terkini Bupati Karawang Cellica Positif Corona
Dicki juga mengungkapkan kurangnya fasilitas kesehatan yang dimiliki rumah sakit. Menurutnya, sangat sulit untuk melakukan tes swab karena alatnya yang serba terbatas dan tidak adanya tempat penyimpanan spesimen (TM).
"Bahkan rapid tes yang dijanjikan pun sebenarnya sampai saat ini kami belum dapat, padahal itu sangat dibutuhkan bagi kami."
Hingga Kamis (2/4), dari total 1790 kasus positif Covid-19 di Indonesia dengan 170 di antaranya dinyatakan meninggal dunia, setidaknya ada 12 dokter dan seorang perawat yang meninggal dunia akibat terpapar virus corona Covid-19.
Meski berisiko terpapar virus akibat minimnya alat kesehatan, mereka terus semangat untuk bekerja memberikan pelayanan dan pengobatan kepada ribuan pasien yang membutuhkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda