Suara.com - Universitas Diponegoro Semarang membantah jika salah satu staf pengajarnya atas nama Dr. Anneke Suparwati, MKes meninggal dunia karena infeksi virus corona Covid-19.
"Kami klarifikasi bahwa beliau meninggal bukan karena sakit (menderita) Covid-19, namun beliau sakit DM (diabetes melitus) sudah sejak lama," tulis Dr. Budiyono, S.KM, MKes, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro kepada Suara.com.
Mendiang Anneke sendiri diketahui sudah tidak praktik sebagai dokter sejak lama. "Dan beliau juga bukan dokter di rumah sakit sudah kami konfirmasi ke pihak keluarga), beliau adalah staf pengajar FKM Undip yang sudah purna kurang lebih empat tahun yang lalu (sejak tahun 2016)," tambahnya.
Oleh karena itu, pihak FKM Undip hendak meluruskan informasi yang telah berkembang di masyarakat saat ini.
Sebelumnya, Mendiang Dokter Anneke masuk dalam daftar 25 dokter yang dinyatakan meninggal dunia karena Covid-19. Daftar tersebut tersebar di kalangan dokter, tenaga kesehatan dan rekan media.
Di lain sisi, daftar nama dokter yang meninggal dunia terkait Covid-19 telah dirilis oleh IDI dan PDGI. Tercatat hingga saat ini ada 24 dokter yang gugur terkait Covid-19. Mereka adalah:
1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (GB FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (GB FKM UI)
3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jaksel)
6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jaktim)
9. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)
10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Cabang Prabumulih)
11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS di RSAL Mintohardjo. (IDI Jakpus)
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. Dr. Bernadetta Tuwsnakotta Sp THT meninggal di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (IDI Makassar)
15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) Meninggal di RS Persahabatan (IDI Jaksel)
16. Dr Ketty di RS Medistra (IDI Tangsel)
17. Dr. Heru S. meninggal di RSPP (IDI Jaksel)
18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT meninggal di RS Pelni (IDI Kab. Bekasi)
19. drg. Umi Susana Widjaja, Sp. PM
20. drg. Yuniarto Budi Santosa, MKM
21. drg. Amutavia, P. Artsianti, Sp.Ort
22. drg. Gunawan Oentaryo, M.Kes
23. drg. Roselani Widjati Odang, Sp. Prost
24. drg. Anna Herlina Ratnasari
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?