Suara.com - Gelombang kedua Covid-19 disebut telah terjadi saat ini. Hal itu terjadi di sejumlah negara yang mengalami lonjakan jumlah kasus secara signifikan.
Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Prof. Syahrizal Syarif menjelaskan bahwa gelombang kedua Covid-19 bukan disebabkan karena perubahan virus, tetapi penyebaran yang semakin luas terjadi di luar wilayah China sebagai pusat wabah.
"Orang menyebut gelombang kedua setelah China mengalami satu fase, kemudian penyebaran di luar China mengalami peningkatan yang luas. Ketika itu di awal orang menyebut gelombang kedua," jelas Syahrizal saat dihubungi suara.com, Senin (6/4/2020).
Ia memaparkan, gelombang kedua Covid-19 terjadi sejak awal kasus muncul di Korea, Iran, juga Italia. Seluruhnya selalu memiliki karakter yang sama, yakni dimulai dengan kasus import.
"Artinya kasus yang berkembang di daerah afektif country dan umumnya di daerah luar negeri bagi negara masing-masing. Itu semua kasus yang di Eropa bersumber dari Italia, semua kasus yang di Timur Tengah bersumber dari Iran. Sementara Korea Selatan bersumber dari perjalanan ke Wuhan," paparnya.
Sementara yang terjadi di China, menurut Syahrizal, saat ini negera tirai bambu itu sudah berhasil mengendalikan wabah. Kemungkinan transmisi lokal di China sudah diatasi.
Ia menegaskan bahwa gelombang kedua Covid-19 tidak mungkin terjadi karena transmisi lokal.
Namun yang dikhawatirkan penularan baru dari warga China yang kembali setelah bepergian ke negara dengan tingkat wabah masih tinggi.
"Tapi tentu saja dengan sistem yang ada mereka akan berusah mengendalikan itu. Saya tidak percaya China akan ada gelombang kedua. Mereka tentu saat ini lebih berpengalaman," ucapnya
Baca Juga: Tak Kunjung Pulih dari Corona, PM Inggris Boris Johnson Dilarikan ke RS
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Dicibir Makin Liar Usai Copot Hijab, Olla Ramlan: Hidup Harus Selalu...
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan