Suara.com - Salah satu tren wabah Covid-19 yang paling meresahkan muncul dalam beberapa hari terakhir, yakni kematian anak muda yang tidak memiliki kondisi kesehatan mendasar.
Di Inggris, beberapa anak muda meninggal termasuk bocah 13 tahun dari Brisxton, remaja berusia 19 tahun dan 21 tahun, hingga perawat NHS yang masih berusia 36 tahun.
Kematian mereka mengejutkan keluarga di mana mereka dianggap sehat dan tidak pernah didiagnosis dengan kondisi tertentu sehingga dianggap rentan terhadap Covid-19.
Mengalihbahasakan dari Mirror, jenis baru virus corona memang dianggap paling serius mempengaruhi lansia, para ahli di AS telah berusaha mencari tahu mengapa beberapa orang yang sehat dan lebih muda mulai berada pada tahap kritis.
Dr Sanjay Gupta, seorang ahli bedah saraf dan kepala koresponden medis untuk CNN, mengatakan para ilmuwan dan peneliti sedang mengeksplorasi apakah beberapa orang yang lebih muda kritis karena susunan genetik mereka.
Setidaknya, ada empat asumsi mengapa orang dengan usia muda tanpa kondisi yang mendasari bisa mengalami tahap kritis.
Menurut Dr Gupta, asumsi pertama adalah susunan genetik.
"Satu kemungkinan adalah variasi gen pada gen ACE2. ACE2 adalah enzim yang menempel pada permukaan luar sel di paru-paru, serta jantung," kata Gupta seperti yang dikutip dari Mirror.
Dr Gupta menunjuk sebuah cerita oleh majalah Science, di mana Dr Philip Murphy, dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS menyatakan gen ACE2 mempengaruhi masuknya virus.
Baca Juga: Tenaga Medis Berguguran karena Corona, Insan Sepak Bola Sumbang APD
"Variasi gen ACE2 yang mengubah reseptor dapat membuat lebih mudah atau lebih sulit bagi virus untuk masuk ke sel," kata Dr Murphy.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian itu menganalisis DNA pasien yang memiliki kasus Covid-19 yang serius dan tidak ada masalah kesehatan mendasar seperti diabetes atau penyakit jantung maupun paru-paru. Kemudian membandingkannya dengan DNA mereka yang memiliki penyakit ringan atau tidak ada penyakit sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030