Suara.com - Pandemi corona Covid-19 telah merenggut nyawa lima orang pribumi Amazon di Brasil, termasuk seorang remaja lelaki berusia 15 tahun dari suku Yanomami. Padahal, suku ini rentan terhadap penyakit asing lantaran tinggal di pedalaman.
Remaja itu meninggal pada 9 April di sebuah rumah sakit di Boa Vista, ibukota negara bagian Roraima Brasil.
Bocah itu adalah anggota suku Yanomami pertama yang meninggal akibat virus corona baru. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana ia tertular Covid-19, tetapi kelompok sukunya tinggal di dekat Sungai Uraricoera di Brasil utara, di mana hampir 10.000 penambang emas ilegal mendirikan perkemahan.
Dilansir dari Live Science, bocah tersebut juga memiliki masalah kesehatan lain sebelum tertular virus corona baru. Seperti kekurangan gizi, anemia dan malaria. Namun tidak diketahui apakah masalah kesehatan tersebut dapat membuat seseorang mengalami komplikasi Covid-19.
Awalnya dokter yang menanganinya tidak tahu bahwa bocah tersebut tertular virus corona ketika mereka awalnya merawat sang anak dengan gejala flu.
Orang-orang yang menghabiskan waktu bersama remaja itu pada hari-hari terakhirnya, termasuk orangtuanya, lima profesional kesehatan pribumi, seorang pilot, sekarang diisolasi dan kondisinya dipantau.
Satu jam setelah kematiannya remaja tersebut langsung dikebumikan.
Menteri kesehatan Brasil, Luiz Henrique Mandetta, mengatakan kasus bocah itu sangat mengkhawatirkan.
"Kita harus tiga kali lipat lebih berhati-hati dengan penduduk (suku asli), terutama yang memiliki sedikit kontak dengan dunia luar," tuturnya.
Baca Juga: Brasil Gali Ratusan Makam Antisipasi Pandemi Corona
Orang pribumi pertama yang dites positif Covid-19 di Brasil mengetahui diagnosisnya pada akhir Maret. Sementara mereka yang telah meninggal termasuk seorang pria tua dari Tikuna, seorang wanita dari etnis Kokama, seorang wanita tua Borari dan seorang lelaki paruh baya Mura, keduanya ini tinggal di kota dan tidak dianggap sebagai penduduk desa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
Terkini
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan