Suara.com - Seluruh tenaga medis yang menangani kasus Covid-19 wajib menggunakan alat pelindung diri atau APD untuk mencegah paparan virus corona.
Sekretaris Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, drg. Arianti Anaya, MKM, menjelaskan bahwa prinsipnya APD terdiri dari masker, sarung tangan, cover all, gaun, pelindung mata, pelindung muka, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boot anti air.
"Namun dalam penggunaan tentunya berjenjang kapan APD digunakan," kata Arianti dalam teleconference melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (17/4/2020).
Arianti menjelaskan ada tiga tingkat penggunaan APD yang disesuaikan dengan risiko penularan virus.
"Tenaga kesehatan pada tingkat pertama, contohnya, di tempat praktik umum, di mana kegiatannya tidak menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan aerosol," kata Arianti.
Petugas kesehatan pada tingkat pertama ini cukup menggunakan APD berupa masker bedah, gaun, dan sarung tangan pemeriksaan.
Sedangkan tingkat dua yakni, dokter, perawat, dan petugas laboratorium yang bertugas di ruang perawatan pasien yang harus dilakukan pengambilan sampel non pernapasan atau di laboratorium.
"Maka APD yang dibutuhkan adalah penutup kepala, kacamata pengaman, masker bedah, gaun, dan sarung tangan sekali pakai," tambahnya.
Kelompok tenaga kesehatan pada tingkat tigalah yang mengalami kemungkinan infeksius paling tinggi. Karena para tenaga medis tersebut berkontak langsung dengan pasien yang sudah terkonfirm covid-19 dan dilakukan tindakan bedah yang menimbulkan aerosol.
Baca Juga: Jahit APD Sendiri, Stephen dan Samuel Wongso Kirim Donasi ke Luar Daerah
Maka penggunaan APD juga harus lebih lengkap, berupa penutup kepala, pengaman muka, pengaman mata, masker N-95, cover all, sarung tangan bedah, dan sepatu boot anti slip.
"Salah satu paling penting dari APD adalah masker. Masker harus digunakan tenaga kesehatan. Khususnya masker bedah. Masker bedah harus bisa mencegah kontak cairan, darah, maupun droplet," paparnya
Sedangkan penanganan Covid-19 terhadap pasien yang melakukan tingkat bedah, nebulasi atau dokter gigi, lanjut Arianti, berpotensi memicu keluarnya aerosol. Sehingga diharuskan menggunakan masker N-95 yang terdiri dari 4 sampai 5 lapisan.
"Lapisan luar polipropilen, kemudian lapisan elektrik. Masker N-95 punya kemampuan yang lebih kuat dibanding masker bedah. Selain mampu menahan cairan darah dan droplet, juga mampu menahan aerosol," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak