Suara.com - Laboratorium Indonesia Ini Bikin APD Face Shield dari 3D Printer
Isu kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis sempat mencuat seiring dengan peningkatan virus corona atau Covid-19. Kondisi tersebut tentu berbahaya karena menempatkan tenaga medis dalam risiko tertular penyakit yang seringkali mematikan tersebut.
Menjawab keresahan tersebut, Kepala Lab. Integrated Digital Design (iDIG) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Djoko Kuswanto, bersama dengan Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia bergerak memproduksi APD dalam bentuk face shield.
"Kami menginisiasi bagaimana caranya printer 3D bisa berperan untuk membuat APD. Yang kami pilih adalah face shield," kata Djoko dalam Dialog Online 'Relawan Bersinergi di Tengah Pandemi', Jumat (24/4/2020).
Selain menjadi dosen di ITS, Djoko juga menjadi medical engineer di Rumah Sakit Universitas Airlangga. Hal ini menjadi pertimbangan dalam memilih face shield tersebut. Sebab, face shield adalah satu-satunya APD yang bukan alat kesehatan.
Gerakan ini sudah mempunyai website di printridi.com dan relawan berjumlah 43 orang di banyak tempat. Kebanyakan produksi 3D printer memang berada di pulau Jawa.
Ada dua produk face shield yang dibuat. Satu berbasis printer 3D, yang satu berbasis laser cutting. Alasannya mengapa dipilih dua metode berbeda, disebebkan 3D printer relatif lama dalam mencetak satu produk, kurang lebih 1-1,5 jam.
"Kita di lab ada sekitar 15-18 printer, kebayang mungkin 24 jam cuma bisa berhasil mencetak 100-150 face shield," kata Djoko lagi.
Meski sudah dibantu oleh beberapa tempat, sekitar total 45 printer, dalam sehari hanya bisa memproduksi 250 face shield berbasis 3D printer. Sehingga, Djoko menuturkan mereka berencana mengembangkan produk dari laser cutting yang masih mampu menahan plastik pagar.
Baca Juga: Bisa Menahan Napas 10 Detik Bebas dari Corona Covid-19? Ini Fakta dari WHO!
Sejalan dengan hal tersebut, mereka mendapatkan dukungan dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Saat ini produksi mereka masih sekitar 500 pieces per hari, namun mereka sudah diminta untuk meningkatkannya jadi 1.000 pieces per hari.
Target produksi mereka adalah 135 ribu pieces yang nanti akan digunakan oleh tenaga medis dan tenaga lepangan, seperti untuk menyemprotkan disinfektan di kampung-kampung atau untuk yang mengambil jenazah.
Saat ini total produksi sudah mencapai 118 ribu pieces dari target 135 ribu pieces. Stok siap kirim 92 ribu pieces, sementara yang sudah terdistribusi ada 74 ribu pieces.
"Ada kendala karena ongkir sudah mahal, agak-agak terlambat juga. Kita sudah tersebar di 20 provinsi dari 32 provinsi," tutur Djoko.
Banyak respons bagus atas face shield produksinya, terutama karena produk ini tidak membuat plastiknya berembun. Hal ini, menurut Djoko, karena mereka berinovasi membuat celah di bagian atas face shield untuk udara masuk.
"Kita ini bikin yang darurat dulu. Nanti kita bikin yang standar medis yang ada sponsnya," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis