Suara.com - Seperti prediksi banyak peneliti tentang kenaikan kasus infeksi corona Covid-19 di Amerika Serikat (AS) yang masih memburuk, negara tersebut mengonfirmasi lebih dari satu juta orang terinfeksi virus corona.
Dengan jumlah tersebut, maka AS mengantongi lebih dari 30 persen infeksi di seluruh dunia yang mencapai lebih dari 3 juta kasus.
Dilansir dari CNN, jumlah kematian negara di bawah pimpinan Presiden Donald J. Trump itu bahkan melampaui angka kematian pasukan AS saat perang Vietnam.
Per Rabu (29/4/2020), setidaknya ada 1,03 juta orang dikonfirmasi positif Covid-19 dengan tingkat kematian sebesar 58.955 kasus.
Jumlah kematian itu lebih besar daripada jumlah orang Amerika yang tewas di perang Vietnam yang terjadi pada 1 November 1955 hingga 30 April 1975. Perang yang memakan waktu belasan tahun itu menewaskan 58.220 orang.
Kematian terkait virus corona di AS pertama kali dikonfirmasi pada 6 Februari, kurang dari tiga bulan lalu yang telah menelan puluhan ribu jiwa.
Perhitungan Covid-19 sebenarnya sudah diprediksi oleh tujuh model antisipasi peningkatan kasus oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
"Model yang memperhitungkan pengurangan kontak yang kuat menunjukkan kematian akan terus terjadi, tetapi akan melambat secara substansial selama empat minggu ke depan," kata CDC.
"Sebaliknya, model yang tidak memasukkan pengurangan kontak yang kuat , menunjukkan bahwa total kematian dapat terus meningkat dengan cepat," tambahnya.
Baca Juga: Sedang Diuji Jadi Obat Covid-19, Obat Maag Ludes di Amerika Serikat
Salah satu model yang dikutip oleh gugus tugas virus corona di Gedung Putih telah menaikkan angka kematian yang diperkirakan, memproyeksikan 74.000 orang di negara itu akan kehilangan nyawa mereka hingga bulan Agustus.
"Proyeksi itu disesuaikan karena puncak yang lebih lama di beberapa negara bagian dan tanda-tanda bahwa orang menjadi kembali beraktivitas" kata Dr. Chris Murray, direktur Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington.
"Ini adalah strategi yang lebih aman untuk menurunkan jumlah infeksi di masyarakat ke tingkat yang sangat rendah, dan kemudian pengujian dan pelacakan kontak dan isolasi dapat bekerja," kata Murray.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?