Suara.com - Masa di rumah aja untuk isolasi mandiri selama wabah virus corona Covid-19 telah mengubah suasana hati orang. Banyak orang mungkin merasa leboh emosional selama di rumah aja.
Emosi yang tak beraturan ini sangat normal terjadi. Karena, seseorang merasa rutinitasnya sehari-hari telah direnggut oleh keadaaan. Di sisi lain, mereka juga mengkhawatirkan diri sendiri maupun orang yang dicintainya akibat virus.
Parahnya lagi, banyak orang yang juga terjebak di ruang kecil, sendirian dan akibatnya kesepian. Tapi, orang yang di rumah aja bersama teman, pasangan atau keluarga mungkin mengalami kondisi yang sedikit berbeda.
Jika Anda merasa marah karena sesuatu yang tanpa alasan, tidak bisa mengontrol rasa frustasi akibat keadaan sekarang atau lebih sering menyerang orang lain. Ketahuilah bahwa itu semua dialami oleh banyak orang selama pandemi.
"Saya marah selama 2 hari terakhir. Kemudian kemarin saya mengalami kehancuran total. Saya masih berlinang mata hari ini dan kupikir semua itu hanyalah penumpukan dari semua keadaan sekarang," ujar seorang wanita yang tak ingin namanya disebutkan, dikutip dari metro.co.uk.
Meski begitu, Saj Devshi, seorang ahli terapi perilaku kognitif justru memiliki pemahaman yang berbeda. Saj Devshi mengatakan kemarahan itu terkait dengan tingkat gairah seseorang.
Jika Anda membayangkan memiliki tingkat gairah seperti tangki air yang terus-menerus diisi. Pada akhirnya, pengisian tangki air itu mencapai titik maksimal hingga meluap-luap. Saat itulah orang mulai menunjukkan kemarahan dan frustasinya.
"Dalam kondisi normal, kami memiliki banyak hal untuk mengurangi dan menurunkan emosional ini, sepert bersosialisasi, jumpa teman, olahraga teratur, melakukan hobi dan mengubah pandangan melalui pekerjaan," jelasnya Saj Devshi.
Menurutnya, semua hal itu bisa membantu seseorang menurunkan gairahnya dan mengendalikan tingkat kemarahan secara pasif.
Baca Juga: Perilaku Konsumtif vs Produktif Saat Pandemi
Namun, tekanan tambahan seperti ketidakpastian suatu pekerjaan justru akan menciptakan kecemasan, ketakutan dan frustasi yang menambah gairah dan meluapkan amarah.
Anda mungkin bisa mengurangi rasa marah atau menurunkan emosional selama masa penguncian dengan olahraga.
Anda bisa mencoba olahraga berintensitas tinggi, seperti kelas HIT dan dilanjutkan dengan yoga atau meditasi untuk menenangkan pikiran, bila membutuhkannya untuk meredakan marah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat